TEMPO.CO, Quetta - Sedikitnya 11 orang tewas dan puluhan lainnya cedera akibat ledakan bom mobil di Quetta, sebelah selatan Pakistan, Kamis, 10 Januari 2013.
Sasaran ledakan bom mobil adalah markas pasukan penjaga perbatasan Pakistan. Dalam insiden tersebut, setidaknya dua pejabat turut meninggal dunia.
Usai ledakan, nampak pemandangan memilukan. Darah berceceran di mana-mana, potonganga logam, dan pecahan kaca berserakan di jalanan. Tentara Pembebasan Baluch mengaku bertanggung jawab atas peristiwa mematikan itu.
Quetta adalah ibu kota Provinsi Baluchistan. Dalam beberapa dekade ini sejumlah orang bersenjata melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Pakistan. Mereka menuntut otonomi politik dan pembagian keuntungan lebih tinggi dari kekayaan minyak dan deposit gas.
"Sebelas orang meninggal dan 30 lainnya cedera akibat ledakan maut," kata Zubair Mehmood, Kepala Kepolisian Quetta, kepada kantor berita AFP.
Abdul Razzaq, petugas penjinak bom, mengatakan bahan peledak bom itu seberat 20 hingga 25 kilo gram dan diledakkan dengan remote control. "Saya keluar dari toko dan menyaksikan awal tebal ke angkasa disertai teriakan puluhan orang panik ketakutan," kata penjaga toko Allah Dad kepada kantor berita AFP.
Peristiwa ledakan bom ini merupakan kejadian terburuk di Baluchistan sejak Desember 2012 ketika sebuah bom meledak menewaskan 19 jamaah Syiah asal Iran yang sedang melakukan perjalanan rohani di Distrik Mastung, 30 kilometer selatan Quetta.
AL JAZEERA | CHOIRUL