TEMPO.CO, Lampung - Kemacetan parah terjadi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Antrean truk yang hendak masuk ke kapal kini mencapai tujuh kilometer dari pintu gerbang Pelabuhan Bakauheni. Menurut Manajer Operasional PT Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Heru Purwanto, hal tersebut terjadi karena perjalanan kapal hari ini terganggu cuaca buruk.
"Cuaca di perairan Selat Sunda masih belum bersahabat," katanya, Jumat, 13 Januari 2013.
Kondisi di dalam pelabuhan juga tidak jauh berbeda. Areal pelabuhan seluas 25 hektar dengan lima areal parkir yang mampu menampung 6 ribu kendaraan itu kini penuh sesak. Selama empat hari ini ribuan truk tersebut terjebak dalam kemacetan. "Jika terus begini kami bisa tekor. Uang saku habis di pelabuhan," kata Pirtauli Hamonangan, sopir truk asal Brastagi yang hendak mengantar sayuran ke Pasar Induk Kramatjati, Jakarta.
Heru mengatakan pihaknya kini telah menambah dua kapal roll on roll off untuk membantu mengurai kemacetan. Saat ini PT Indonesia Ferry mengoperasikan 19 unit kapal dan berusaha mempercepat waktu pelayanan. "Sebisa mungkin truk-truk yang ada di pelataran parkir dan mulut dermaga bisa cepat masuk dan yang ada di dalam kapal cepat keluar," katanya.
Hingga saat ini memang gelombang tinggi dan angin kencang masih terasa di tepi dermaga pelabuhan. Sejumlah kapal tampak kesulitan melakukan sandar untuk menghindari terseret arus dan menghantam dinding dermaga. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Lampung memprediksi cuaca buruk di sekitar perairan Selat Sunda dan perairan Lampung akan berangsung hingga lima hari ke depan. Cuaca buruk juga mengganggu perjalanan kapal di sejumlah pelabuhan lain.
NUROCHMAN ARRAZIE