TEMPO.CO, Surabaya - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) bekerja lembur mengalirkan lumpur dari kolam penampungan ke Sungai Porong. Upaya ekstra ini dilakukan guna mengurangi volume lumpur di kolam penampungan dan supaya tanggul Lapindo tak sampai jebol.
Lima unit kapal keruk berkapasitas masing-masing 0,8 meter kubik per detik bekerja selama 24 jam penuh. “Tujuannya untuk mengurangi elevasi tanggul dan lumpur sehingga tanggul tetap aman,” kata juru bicara BPLS, Dwinanto Hesti Prasetyo, Jumat, 11 Januari 2013.
Pengaliran lumpur ke Sungai Porong ini telah berlangsung sejak 28 Desember 2012 lalu. Pekerjaan ini baru dilakukan setelah sempat berhenti selama enam bulan karena aksi blokade oleh warga yang menuntut pelunasan ganti rugi.
Upaya mengalirkan lumpur ke Sungai Porong juga dilakukan dengan membuat kubangan-kubangan di kolam lumpur itu. Tujuannya, kata Dwinanto, agar kubangan ini bisa menampung air hujan yang sewaktu-waktu mengguyur saat musim hujan ini. Jadi, kondisi air yang bercampur lumpur tetap di bawah elevasi tanggul.
Meski upaya pembuangan lumpur dilakukan tanpa henti, BPLS belum mencabut status siaga pada tanggul lumpur. Sebab, saat ini masih musim hujan. Jadi, setiap saat, volume lumpur bertambah karena guyuran air hujan.
Menurut Dwinanto, titik tanggul yang diwaspadai antara lain di titik 10D dan titik 25. Elevasi lumpur di dua titik tanggul ini hampir sama dengan tinggi tanggul. “Sehingga tiga kapal keruk kami operasikan tidak jauh dari kedua titik tanggul itu,” katanya.
Permukaan lumpur Lapindo saat ini dinilai kritis, terutama di titik 80 sampai 81, Porong, Sidoarjo. Untuk mengantisipasi luberan air dan lumpur, BPLS melakukan pengurasan di kolam titik tersebut. "Mengingat kondisi tanggul yang sangat mengkhawatirkan, kami melakukan aktivitas lagi," kata Humas BPLS, Hengky Listriadi.
Beberapa titik tanggul lumpur Lapindo yang dinyatakan siaga 1 adalah di titik 80 sampai 81 di Desa Glagaharum, Kecamatan Porong. Selain itu, BPLS juga akan memompa air dan lumpur dari titik 42 menuju Kali Porong. "Kami akan melakukan pemanasan mesin kapal keruk untuk memindahkan lumpur," tuturnya.
Petugas dari BPLS melakukan aktivitas di titik 80, 81, dan 42. Sebanyak dua kapal keruk disiapkan di titik 42, juga dua kapal keruk lainnya di titik 25. Sedangkan ketebalan gunungan semburan lumpur Lapindo yang kering sekitar 40 sentimeter.
SONY WIGNYA WIBAWA