TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah partai akan memproteksi kadernya yang berencana meloncat ke partai lain untuk maju sebagai calon legislator dalam pemilihan legislatif 2014. "Kader tidak mungkin melompat pagar karena sesuatu yang apatis," kata Ketua Pemenangan Pemilu Partai Amanat Nasional, Viva Yoga Mauladi, ketika dihubungi Tempo, Jumat, 11 Januari 2013.
Untuk membentengi kadernya, Viva menyatakan, sejak jauh hari PAN mewajibkan kader membangun basis konstituen di daerah pemilihan masing-masing. Calon legislator akan ditempatkan di daerah pemilihan yang sudah dibangun basis ideologinya. Dia memastikan seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PAN hingga kini tak ada yang berpindah ke partai lain—dikenal dengan sebutan kader kutu loncat.
Sebelumnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyatakan ada anggota dua partai koalisi pendukung pemerintah yang ingin maju menjadi calon legislator lewat partai berlambang banteng itu. Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo menyebutkan, dari dua partai koalisi itu ada sembilan anggota dan bekas anggota DPR yang akan bergabung ke partainya.
Selama ini sejumlah partai memilih berkoalisi dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Koalisi partai yang dinamai Sekretariat Gabungan itu berisikan Demokrat, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera.
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan di DPR yakin tidak ada anggotanya yang maju lewat partai lain. Sebagian besar anggota Fraksi PPP kembali bertarung dalam pemilu mendatang. Ketua Fraksi PPP Hazrul Azwar menyatakan partainya belum menerima pinangan anggota parlemen dari fraksi lain. "Karena kami juga membuka diri kepada calon dari luar kader internal," kata dia.
Adapun Golkar menyatakan tidak terlalu ambil pusing melihat kadernya yang akan berpindah partai menjelang pemilu. Juru bicara Golkar, Tantowi Yahya, mengatakan perpindahan kader partai bukan hal yang istimewa jika impian politik tidak tercapai lewat satu partai. "Ketika tidak mencapai impian politik, pasti kader akan melihat partai lain."
Namun, dia mengklaim, jarang terdengar ada kader Golkar yang berpindah ke partai lain. Kalaupun ada, dia mengklaim, jumlahnya sangat sedikit. "Kecuali mereka bikin partai baru," kata Tantowi. Pernyataan ini merujuk pada Partai Nasional Demokrat, yang banyak disesaki eks-kader partai berlambang beringin itu, seperti Surya Paloh dan Jeffrie Geovani.
Menurut dia, Golkar tidak pernah kekurangan kader terbaik. "Kalau ada kader bagus pergi, masih banyak stok yang bagus lain," ujarnya. Dia menegaskan, sebagian besar kader Golkar di DPR akan mencalonkan diri. Sedangkan yang tidak maju memiliki sejumlah alasan rasional, misalnya faktor usia atau sudah beberapa kali menjabat. "Ada perasaan legawa memberi kesempatan kepada kader lain.”
WAYAN AGUS PURNOMO