TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Mulyadi Kaharni, mengatakan, hasil otopsi RI belum dikeluarkan secara resmi oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Menurut dia, otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab meninggalnya RI, yang diduga menjadi korban kekerasan seksual.
"Tidak mungkin, kami yang minta dilakukan otopsi. Tidak mungkin RSCM memaparkan itu ke KPAI," kata Mulyadi di Mapolres Jakarta Timur, Sabtu, 12 Januari 2013.
Hasil otopsi, kata Mulyadi, diperlukan untuk proses penyidikan kepolisian mengungkap kasus tersebut. "Kalaupun hasilnya sudah turun, tidak mungkin dokter berbicara seperti itu. (Hasil otopsi) tidak disampaikan secara vulgar."
Menurut dia, pihak rumah sakit telah berjanji hasil otopsi dan visum paling lambat diserahkan pada Senin, 14 Januari mendatang. "Hasil secara pastinya belum. Resminya mereka (rumah sakit) menjanjikan sebelum Senin. Agak lama karena proses laboratoriumnya dua sampai tiga hari," ujarnya.
Hasil visum dan otopsi merupakan petunjuk untuk mengetahui kebenaran RI diperkosa atau tidak. "Hasil ini akan sangat membantu dalam proses penyidikan dan merupakan petunjuk," kata Mulyadi.
Pada Jumat, 11 Januari kemarin, Ketua Satgas Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) M. Ihsan mengatakan, berdasarkan hasil kesimpulan (RSCM) yang dipaparkan kepada KPAI, terdapat banyak virus yang ditemukan di dalam tubuh RI. Viris tersebut, antara lain, demam berdarah dan kelenjar getah bening.
Ihsan juga mengatakan, dalam tubuh RI juga ditemukan virus yang hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual dari orang yang mengidap penyakit seksual. "Ada virus yang ditularkan melalui hubungan seksual. Artinya, memang anak ini korban kejahatan seksual. Siapa pelakunya, itu yang dicari oleh penyidik," kata Ihsan di RSCM, Jumat, 11 Januari 2013.
RI, yang masih duduk di bangku kelas V SDN 22 Petang Pulo Gebang, mengembuskan napas terakhirnya di ruang ICU Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan sekitar pukul 06.00, Ahad, 6 Januari 2013. Sebelum meninggal, RI dirawat di ruang ICU tersebut dalam kondisi kritis atau koma, sejak 29 Desember lalu, karena menderita luka di bagian vagina, yang diduga akibat mengalami kekerasan seksual.
AFRILIA SURYANIS