TEMPO.CO, Jakarta - Ada pemandangan unik di perempatan lampu lalu lintas Jalan Imam Bonjol, Jakarta, dekat kantor Komisi Pemilihan Umum. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, duduk anteng di atas sepeda motor bebek dibonceng tukang ojek. "Iya, saya terpaksa naik ojek dari Masjid Sunda Kelapa," kata Fadel sambil tertawa kepada Tempo, Senin, 14 Januari 2013.
Tak hanya Fadel, sejumlah petinggi Partai Golkar, termasuk Ketua Umum Aburizal Bakrie, Sekretaris Jenderal Idrus Marham, dan Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto terpaksa naik ojek dari Taman Surapati. Setya hanya melambaikan tangan dan tersenyum dari atas motor bebek kepada Tempo saat disapa.
Fadel bercerita, awalnya rombongan Partai Golkar berangkat dari Bakrie Tower di Jalan Rasuna Said, Kuningan. Rombongan berangkat sekitar pukul 13.45 WIB seusai makan siang. "Kami perkirakan 40 menit cukuplah sampai KPU," kata Fadel.
Tak dinyana, rombongan tertahan di dekat Masjid Sunda Kelapa. Pengundian nomor urut partai politik membuat simpatisan partai berkumpul di depan kantor KPU. Akibatnya, kemacetan menjalar hingga ke Taman Suropati dan Jalan Diponegoro. Tak ingin berjudi dengan tetap memakai mobil, keempatnya buru-buru turun dan menggunakan jasa tukang ojek.
Rupanya kehadiran dua mantan menteri membuat tukang ojek di Masjid Sunda Kelapa kaget bukan kepalang. Aburizal pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Empat ojek langsung meliuk-liuk menembus kemacetan Jalan Imam Bonjol membawa empat petinggi partai. Fadel sambil terkekeh bercerita, ulah bos-bos Golkar ini membuat tukang ojek senang. Sebabnya, "Saya kasih saja seratus ribu rupiah. Ada juga yang kasih dua ratus ribu rupiah," kata Fadel.
Rupanya, hambatan belum berakhir. Di depan gerbang KPU, rombongan Fadel sempat tertahan akibat banyak massa yang ingin masuk ke halaman KPU. Beruntung, petugas keamanan mengenal wajah petinggi Golkar ini, sehingga diperbolehkan masuk. Tak sempat sisiran, Fadel langsung masuk ke aula di lantai 2 gedung KPU dan bergabung dengan rombongan dari partai lain. "Kami datang tepat waktu. Saya lihat Pak Hatta agak terlambat," kata dia seraya berkelakar sebaiknya menteri ke mana-mana naik ojek saja.
Fadel menuturkan, waktu selama lima menit membonceng mantan menteri dimanfaatkan oleh tukang ojek itu. Fadel menyatakan, tukang ojek itu mengaku sebagai simpatisan Golkar. "Mereka minta dibuatkan lapangan kerja agar bisa bekerja di pabrik," kata Fadel.
Ihwal keramaian di gedung KPU sempat dilontarkan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik. Dia meminta maaf kepada pemimpin dan fungsionaris partai yang hadir dalam acara itu. Sebabnya, pimpinan partai terpaksa berdesak-desakkan di dalam aula. "Kami berharap pemimpin partai politik dapat memahaminya," kata dia.
Dalam pengambilan nomor ini, semua ketua umum dan sekretaris jenderal partai politik hadir kecuali Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali. Keduanya absen karena sedang berada di luar negeri.
WAYAN AGUS PURNOMO