TEMPO.CO, Tangerang - Sebanyak 9.800 warga korban banjir di Kecamatan Kresek dan Jayanti, Kabupaten Tangerang, hingga Senin siang ini, 14 Januari 2013, masih bertahan di posko-posko pengungsian. Mereka belum bisa pulang karena banjir masih menggenangi rumah mereka. "Ketinggian air masih 60-80 sentimeter," kata Ketua Taruna Siaga Bencana Kabupaten Tangerang, Ending Haryadi, kepada Tempo.
Secara umum, kata Ending, banjir parah yang melanda dua kecamatan itu sejak empat hari terakhir sudah mulai surut. Ketinggian air di Kresek sampai siang ini menyusut menjadi 20 sentimeter di jalan dan 60 sentimeter di permukiman. Ini lebih rendah dibandingkan kondisi air pada Ahad kemarin yang mencapai 1,3 meter.
Sudah empat hari ini banjir merendam tiga desa di Kecamatan Kresek, yaitu Patrasana, Pasir Ampo, dan Koper. Banjir di kecamatan ini merendam 1.799 rumah yang menyebabkan 8.138 jiwa terpaksa mengungsi. Dari jumlah pengungsi itu, 584 anak balita dan 178 ibu hamil. Di Kecamatan Jayanti, banjir merendam 463 rumah dan 1.662 jiwa mengungsi. Ketinggian air hingga siang ini juga sudah menyusut menjadi 80 centimeter.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaneni, mengatakan korban banjir yang mengungsi mulai banyak yang sakit. "Kasus yang terbanyak adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan penyakit kulit," kata dia. Untuk mengantisipasi berbagai penyakit pascabanjir, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mengupayakan suplai air bersih, makanan, dan pembersihan rumah dan lingkungan. Banjir di kecamatan Kresek dan Jayanti yang terparah dari 10 kecamatan di kabupaten Tangerang yang dilanda banjir selama hampir satu pekan ini.
JONIANSYAH