TEMPO.CO, Jakarta - Mandeknya jalan menuju Pelabuhan Merak Banten membuat pengusaha rugi besar, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik, Natsir Mansyur, mengatakan kerugian akibat tersendatnya penyeberangan dari Pelabuhan Merak, Banten, ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung, mencapai Rp 10 miliar per hari. "Ada biaya kerusakan dan berbagai macam.” kata dia kepada Tempo, Ahad 13 Januari 2013.
Natsir mengatakan harga barang di Sumatera naik akibat tersendatnya pasokan. Menurut dia, dari seluruh barang yang didistribusikan melalui Pelabuhan Merak, 60 persen di antaranya ditujukan untuk wilayah Sumatera. Untuk mengatasi antrean truk di masa mendatang, dia meminta pemerintah membangun pelabuhan tambahan.
Pada Ahad 13 Januari 2013, ribuan truk masih antre hingga 9 kilometer dari gerbang Pelabuhan Merak. Ekor antrean terus memanjang hingga masuk jalan tol Tangerang-Merak, tepatnya di kilometer 96. Antrean truk di dalam tol Tangerang-Merak ini sudah berlangsung sejak Kamis 10 Januari 2013.
Demi mengurai antrean itu, Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak telah menerjunkan 26 kapal roll-on roll-off (Ro-Ro). "Sudah ada 26 kapal yang dioperasikan dengan capaian trip sebanyak 95. Saya yakin malam nanti angkutan truk bisa terurai," kata juru bicara PT ASDP Merak, Mario Oetomo Sardadi.
Sekretaris Perusahaan ASDP Indonesia Ferry, Christine Hutabarat, mengatakan penumpukan di Pelabuhan Merak disebabkan oleh cuaca buruk di Perairan Selat Sunda. Sehingga kapal-kapal yang beroperasi mengalami kesulitan saat akan bersandar.Menurut dia, selain cuaca buruk, antrean kendaraan ini disebabkan oleh peningkatan volume kendaraan yang akan melakukan penyeberangan pada akhir pekan.
ANGGA SUKMA WIJAYA | WASI'UL ULUM