TEMPO.CO, Jakarta - Berpikir Anda mengalami stres dapat menyebabkan masalah serius yang justru bisa menimbulkan stres lain. Stres yang dirasakan, atau berapa banyak Anda pikir Anda sedang mengalami stres, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology.
Peneliti menganalisis enam studi untuk melihat bagaimana stres mempengaruhi jantung Anda. Masing-masing studi meminta peserta untuk melaporkan perasaan intens atau sering terkait stres dan kemudian masing-masing peserta dipantau selama sekitar 14 tahun. Tujuannya, untuk melihat apakah mereka didiagnosis, dirawat, atau bahkan meninggal akibat penyakit jantung koroner.
Hasil penelitian menunjukkan, peserta yang melaporkan tingkat stres yang tinggi memiliki risiko 27 persen lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner. "Ketika orang-orang mengatakan bahwa mereka sedang stres, itu adalah indikator yang baik dari seberapa sering mereka mengalami peningkatan reaktivitas sistem nervous yang bekerja secara otomatis - yang berhubungan dengan stres," kata Donald Edmondson, peneliti di Center for Behavioral Cardiovascular Health di Columbia University Medical Center.
Dengan kata lain, ketika pikiran kita merasakan kebutuhan untuk bertindak - yang terjadi ketika kita berhadapan dengan situasi stres - tubuh kita "bersiap" untuk melakukan beberapa jenis respons sekaligus, katanya. "Ketika ini terjadi, adrenalin meningkatkan tekanan darah yang dapat membebani jantung kita," katanya.
Jika terlalu sering terjadi, katanya, maka tak akan menguntungkan jantung, karena dapat menimbulkan efek lain seperti plak, sumbatan, atau bahkan serangan jantung. Jadi jika Anda sayang pada jantung Anda, bawa pikiran untuk selalu rileks dan hindari stres.
TODAY NEWS MSN | TRIP B