TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor (Organda) mengeluhkan dampak banjir yang terjadi di Tol Merak dan di sekitar Jakarta. Ketua Departemen Moda Angkutan Barang Organda, Andre Silalahi, menyatakan banyak angkutan barang yang tertahan akibat banjir.
"Seperti di kawasan Merak, angkutan barang stuck lima hari. Ini tentu menambah ongkos yang harus dikeluarkan," kata Andre saat dihubungi, Rabu, 16 Januari 2013. Andre belum bisa memastikan berapa kerugian yang ditanggung oleh para pengusaha angkutan akibat banjir tersebut.
Selama lima hari tersebut, para sopir harus menambah biaya ongkos mereka untuk kebutuhan makan. Satu angkutan barang, kata dia, setidaknya harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 300 ribu. "Dampak kerugiannya memang tidak terlalu besar, tapi ini tentu membebani," katanya.
Sedangkan untuk di wilayah Jabodetabek, Andre menyatakan dampak yang terasa akibat banjir adalah keterlambatan keberangkatan karena terjadinya kemacetan. Banyak angkutan yang harus dialihkan ke ruas jalan lain. "Tapi dampaknya tidak signifikan seperti yang dirasakan angkutan antar pulau. Jabodetabek sampai saat ini masih bisa ditanggulangi," katanya.
Hujan terus melanda di hampir seluruh wilayah Indonesia. Akibatnya, beberapa ruas jalan vita seperti tol Merak sempat terendam banjir. Bahkan hingga saat ini kawasan Tangerang dan Serang masih terendam. Begitupun beberapa wilayah Jakarta banjir masih menggenang sehingga menyebabkan kemacetan cukup parah.
ANGGA SUKMA WIJAYA