TEMPO.CO, Serang -Pemerintah provinsi Banten membutuhkan dana Rp 124 miliar untuk mengatasi banjir. Anggaran sebesar itu hendak dipakai antara lain untuk mengeruk Bendung Pamarayan dan normalisasi Sungai Ciujung.
"Dari hasil rapat koordinasi, pihak Balai Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, dan Cidurian, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum menyampaikan normalisasi Sungai Ciujung membutuhkan anggaran senilai Rp124 miliar. Ini akan dilakukan oleh pemerintah pusat. Namun pemprov berkewajiban untuk mengusulkannya," kata Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah Rabu 16 Januari 2013.
Untuk jangka panjang, menurut Atut, solusi banjir Banten adalah dengan pembangunan Waduk Karian yang saat ini sedang dilakukan oleh pemerintah pusat. Atut mengungkapkan, selain wilayah selatan Banten, banjir juga melanda wilayah Banten utara. Menurut Atut, banjir wilayah Banten utara disebabkan oleh meluapnya Sungai Cisadane. "Sungai Cisadane juga membutuhkan normalisasi," katanya.
Atut mengklaim, hal-hal yang menjadi kewenangan pemprov sudah dilakukan antara lain pembuatan sodetan maupun tanggul di wilayah selatan Banten. Namun demikian, kata Atut, penanganan tersebut hanya mampu untuk mengurangi banjir. Misalnya, yang biasanya air yang tergenang selama sebulan, bisa berkurang menjadi cuma beberapa hari saja.
Mengenai jumlah kerugian akibat banjir di Banten, Atut menyatakan sampai saat ini masih dalam pendataan. "Kerugian akibat banjir belum selesai diinventarisasi. Seperti rumah yang rusak, jembatan yang putus, dan sawah yang terendam," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten Suyadi Wiraatmaja, mengatakan, meski masih banyak kekurangan dalam penanganan banjir, BPBD Provinsi Banten akan terus memaksimalkan layanan penanganan banjir melalui koordinasi dengan kabupaten/kota. "Kedepan kami akan mendorong pembentukan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penanganan Banjir sehingga penanganannya lebih terencana dan terorganisasi secara sistematis," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Atut juga mendesak pemerintah pusat agar segera membangun Waduk Karian di Kabupaten Lebak. Karena banjir yang terjadi ini akibat meluapnya Sungai Ciujung, Ciseumet, Ciminyak, Cilaku, dan Ciberang. Ratu Atut Chosiyah mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Pandeglang, Lebak, Kabupaten Serang dan Kota Serang ini akibat meluapnya Sungai Ciujung.
"Kami sudah berupaya melakukan penanganan banjir diberbagai daerah di Banten, tetapi debit air Sungai Ciujung saat ini melebihi prediksi yakni 2.600 meter kubik per detik dari yang biasanya hanya mencapai 1.100 meter kubik per detik. Untuk itu, kami akan mengusulkan pengerukan kepada pemerintah pusat," kata Ratu Atut.
WASI'UL ULUM