TEMPO.CO, Jakarta - Pasokan air kiriman dari pintu air Katulampa, Kabupaten Bogor, kembali menggenangi kawasan Cililitan sekitar makam Kramat Habib Al-Athas, Mesjid Al-Wahi, dan gang Ciluwung 1, Jakarta Timur, pagi ini. "Air kembali naik tadi pagi sekitar jam 08.00 saat hujan deras," ujar Eki, salah satu korban banjir, Kamis pagi, 17 Januari 2013.
Eki mengatakan, debit air sempat susut hingga tadi malam. Keluarganya pun ramai-ramai membereskan rumah dari lumpur dan kotoran bekas rendaman banjir. Kondisi itu bertahan hingga dinihari. Namun, sekitar pukul 04.00 hujan deras kembali mengguyur hingga dalam waktu tiga jam. Air pun kembali naik ke pemukiman warga.
"Cepat sekali datangnya air. Barang-barang sudah dimasukkan ke rumah kemarin sore. Sekarang sulit mengelurkannya (lagi) sebab sudah terendam," ujarnya.
Akibat genangan itu, ia bersama keluarga belum sempat memindahkan barang berharganya. Satu unit perahu karet milik tim SAR kembali diaktifkan di sekitar pemukiman untuk membantu warga. Sementara mayoritas warga sudah menyelamatkan diri. "Ya, akhirnya kembali lagi ke musala untuk mengungsi," ujar Tatam, korban lainnya kepada Tempo.
Ia mengaku, saat penyusutan air berlangsung sore kemarin, ia optimistis luapan tidak terjadi lagi. Namun, akibat hujan dan kiriman banjir dari Bogor, kondisi serupa kemarin kembali terulang. "Saya sudah mempersiapkan mau dagang, tapi bagaimana sekarang malah terendam," ujar penjual mie ayam ini.
Berdasarkan pengamatan di lokasi banjir, genangan air setinggi 5 meter kembali merendam kawasan padat penduduk al-Hawi dan Jalan Ciliwung 1 pagi ini. Padahal, sebelumnya mereka telah berkemas dan membereskan semua barang berharganya saat debit air menyusut kemarin sore.
Sebagian warga kembali ke mesjid atau musala terdekat untuk mengungsi. Namun, tidak sedikit yang memilih bertahan di lantai dua rumahnya masing-masing sambil mengamati pergerakan air. Kondisi lalu lintas di sekitar Jalan Raya Condet-Cililitan kembali macet.
Seperti diketahui, wilayah pemukiman padat penduduk Cililitan, khususnya blok makam kramat al Hawi merupakan pertemuan tiga sungai sekaligus, satu sungai besar, yakni Ciliwung, melintas di sana, sedangkan dua kali, yakni PGC dan Condet, menjadi anak sungai yang mengalirkan arus air ke Sungai Ciliwung.
JAYADI SUPRIADIN