TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian telah menunjuk langsung empat perusahaan swasta dan satu perusahaan pelat merah dalam pengadaan vaksin flu burung pada itik. Perusahaan itu antara lain PT Sagi Capri, PT Vaksindo Satwa Nusantara, PT Sanbio Laboratories, PT Medion, dan Pusat Veterina Farma (Pusvetma) di bawah Kementerian Pertanian. Dari perusahaan itu, harga vaksin flu itik dibanderol Rp 240-300 per dosis.
Anggaran vaksin flu burung telah disediakan Rp 9,9 miliar. Namun, karena jenis virus yang menyerang itik dianggap baru, pemerintah perlu mendapatkan vaksin baru. Ihwal penemuan virus baru inilah yang membuat Kementerian Pertanian mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 221 miliar.
Apalagi penyebaran virus ini cepat. “Clade baru ditemukan November lalu, sehingga perlu vaksin baru, karena itu anggaran ditambah,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, di kantornya, Kawasan Ragunan Jakarta Selatan, Kamis, 17 Januari 2013. Anggaran tersebut akan dipakai untuk pemberian vaksin dua kali pada itik yang populasinya mencapai 47 juta ekor, penggantian itik baru akibat pemusnahan itik yang terkontaminasi, tindakan biosecurity, dan honor tim respons cepat.
Syukur mengatakan dibutuhkan 75 juta dosis vaksin sepanjang tahun ini. Produksi pertama ditargetkan rampung pada Februari mendatang dengan volume 25 juta dosis. Vaksin ini akan dibagi gratis kepada peternak, terutama di sentra-sentra produksi terbesar.
Meski mengklaim telah menemukan vaksin baru, Syukur mengatakan belum mendapat kepastian sumber virus. “Dugaan awal sementara virus ini karena unggas liar yang transit di Jawa Tengah lalu berinteraksi dengan burung setempat, sehingga menularkannya ke itik lokal,” katanya.
ROSALINA