Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kolik pada Bayi Disebabkan Bakteri  

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
REUTERS/Rick Wilking
REUTERS/Rick Wilking
Iklan

TEMPO.CO, Nijmegen - Hingga saat ini, dokter belum mengetahui dengan pasti penyebab sebagian bayi menangis berlebihan (kolik). Namun sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa bakteri usus yang abnormal kemungkinan mempunyai peranan dalam kasus ini.

Kolik adalah sebuah istilah yang menjelaskan kondisi ketika bayi menangis lebih dari tiga jam sehari tanpa alasan medis yang jelas.

Pada minggu-minggu pertama kehidupan, para ilmuwan menemukan bahwa bayi yang kolik mempunyai kadar bakteri yang dinamakan protobacteria. Kadarnya lebih tinggi dalam usus mereka dibandingkan bayi yang tidak mengalami kolik.

"Termasuk dalam bakteri jenis ini adalah bakteri yang memproduksi gas, yang menyebabkan nyeri pada bayi dan membuat mereka menangis," ujar peneliti Caroline de Weerth, seorang psikolog perkembangan di Radbound University Nijmegen di Belanda, seperti dikutip situs LiveScience edisi 16 Januari 2013.

Bayi-bayi yang mengalami kolik juga mempunyai jumlah bakteri yang disebut bifidobacteria dan lactobacilli yang lebih rendah dibandingkan kelompok lainnya. Padahal bakteri-bakteri tersebut, menurut De Weerth, mempunyai efek antiperadangan dan bisa menurunkan rasa nyeri usus maupun rasa sakit.

"Sejak lama, banyak peneliti dan profesional percaya bahwa kolik merupakan kondisi esktrem dari kebiasaan menangis yang normal di awal-awal kehidupan bayi," ujar De Weerth.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Hasil riset ini menunjukkan bahwa setidaknya ada beberapa penyebab kolik, abnormalitas dalam kolonisasi awal pada usus bayi yang menyebabkan perilaku kolik pada bayi," kata dia.

Abnormalitas ini akan hilang setelah beberapa bulan usia bayi, atau dengan kata lain bersifat sementara. Namun, hasil studi yang dipublikasikan online di jurnal Pediatrics ini berskala kecil dan dilakukan hanya beberapa bulan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasikan hasil temuan ini.

Penelitian sebelumnya menunjukkan perbedaan pada bakteri usus yang bisa jadi berperan pada kasus kolik. Namun, studi-studi tersebut hanya melibatkan bayi berusia lebih dari enam minggu, masa ketika kolik sudah berlalu.

Hasil riset terbaru yang melibatkan 12 bayi kolik ini menunjukkan bahwa para periset bisa meneliti bakteri usus untuk memprediksi bayi-bayi tertentu yang kemungkinan mengalami kolik. Selain itu, kata De Weerth, terapi probiotik atau bakteri baik bisa dilakukan untuk mengatasi kolik.

LIVESCIENCE | ARBA'IYAH SATRIANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.