Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Pawang Hujan; Lempar Kolor, Hujan Molor

image-gnews
Pawang ritual berdoa sebelum Ritual Ujungan di Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Banjarnegara. Ritual Ujungan diadakan untuk memanggil hujan yang sudah dilakukan sejak tahun 1830. Darah yang keluar dari petarung Ujungan dianggap sebagai simbol bakal turunnya hujan. TEMPO/Aris Andrianto
Pawang ritual berdoa sebelum Ritual Ujungan di Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Banjarnegara. Ritual Ujungan diadakan untuk memanggil hujan yang sudah dilakukan sejak tahun 1830. Darah yang keluar dari petarung Ujungan dianggap sebagai simbol bakal turunnya hujan. TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Bangkalan--Penampilannya jauh dari elegan. Celana pendek sedengkul dan baju koko agak kusam seolah pakaian favoritnya. Tak seorang pun bakal mengira, Mat Tilyas, 60 tahun, punya kemampuan yang tak biasa: pawang hujan.

Rabu 16 Januari 2013 sore, di rumahnya yang sederhana dan asri, di Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, bapak dua anak ini sedang mengobati anak kecil yang terus nangis meronta-ronta karena sakit gigi. "Ngobatin sakit gigi juga, pijat juga," katanya kepada tempo.co menjelaskan dua keahlian lain selain pawang hujan.

Setelah sang pasien pulang, Tilyas pergi sejenak, sejurus kemudian datang membawa sebuah sapu lidi. "Ini bisa jadi "alat" pengalih hujan," tuturnya sambil tersenyum. Memang kurang bisa diterima akal sehat, tapi itulah misteri keyakinan seorang pawang hujan. Selain sapu lidi, Tilyas menajurkan sarang semut pohon hingga celana kolor wanita bisa dijadikan alat pengalih hujan. "Benda apa pun bisa jadi "alat".

Bagaimana sapu lidi bisa menunda hujan? Menurut Tilyas, sapu lidi tentu tidak bisa menunda hujan. Yang diperlukan seorang pawang adalah ritual yaitu memperbanyak zikir dan berdoa kepala tuhan yang maha esa. Tapi, doa dan dzikir ini tidak bertuah, jika sang pemohon tidak yakin kepada pawangnya. "Kalau pemohon tidak yakin, tidak akan berhasil, harus yakin, itu kuncinya," katanya lagi.

Ilmu pawang hujan Tilyas didapat dengan belajar. Mulanya berawal dari kegiatannya di teater desa. Tilyas belajar ilmu gendam khusus menarik banyak penonton datang menonton pertunjukannya. Dari ilmu gendam inilah, berkembang ke pawang hujan, memijat pakai tenaga dalam hingga mengobati sakit gigi pakai air putih. Agar ilmunya ampuh, seorang pawang harus melatih kebatinan dengan beribadah. "Walau baca surat fatihah, tapai kalau hati bersih, pasti jadi mantra yang ampuh," jelasnya.

Di musim hujan seperti saat ini. Jasa Mat Tilyas memang sangat dibutuhkan terutama untuk acara selamatan yang mengundang banyak orang. Jika sedang menangani pasien hujan, mat Tilyas tidak keluar rumah hingga acara di rumah pasiennya selesai. Dia akan terus memanjatkan doa kepada yang maha kuasa. Dia juga akan meminta sang pemohon tidak mandi seharian penuh serta menyalakan dupa. Dupa tidak boleh mati hingga hajatannya selesai. "Hati pawang itu harus bersih, tidak boleh sombong apalagi takabur," katanya.

Soal tarif pawang, tidak ada patokan. Tapi tilyas selalu membiasakan diri menerima bayaran di belakang setelah hajatan sukses. Upah yang diterimanya bervariasi antara Rp 50 hingga 100 perorang. "Kalau sukses saya terima dibayar, kalau gagal tidak perlu bayar," ungkapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski begitu, Tilyas tidak mau menjadikan keahliannya ini sebagai sumber mata pencaharian utama. Sebab itu dia juga menjadi tukang pijat, mengobati sakit gigi, bertani hingga menjadi kuli. "Kalau ngandalkan upah pawang, tidak cukup, hanya sampingan saja," katanya.

Menurut Tilyas, semua orang bisa menjadi pawang hujan. Hal ini sejalan dengan yang dialami Halimatus, 25 tahun. Warga Desa Jekan, Kecamatan Socah. Dalam dunia pawang, anak pertama dipercaya punya kemampuan otomatis menjadi pawang. Halimatus sudah membuktikannya.

Ketika menikah pada 2006 silam, bertepatan dengan musim hujan. Agar tamu undangan tetap datang, ibunya memintanya melempar celana dalamnya ke atap rumah dan ajaib mendung mendadak sirna, hujan baru turun setelah acar selesai. "Saya tidak boleh mandi seharian, saya juga berdoa dalam hati setiap saat," katanya kepada Tempo.

Keberhasilan menunda hujan pertama kalinya itu, membuat halimahtus banyak tetamu. Namun dia menolak. "Saya hanya mau gunakan keahlian ini untuk hajatan keluarga sendiri," ucap wanita dua anak ini. Simak berita unik lainnya.

MUSTHOFA BISRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

5 jam lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

BMKG juga memasukkan sejumlah wilayah dalam kategori waspada dampak hujan lebat seperti banjir.


Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Mendominasi, Waspadai Petir di Beberapa Wilayah

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Mendominasi, Waspadai Petir di Beberapa Wilayah

Masyarakat di Bengkulu, Jambi, Jakarta, Surabaya, dan Banjarmasin agar mewaspadai potensi hujan dengan disertai petir.


BMKG: Hujan Masih Berpotensi Mengguyur Seluruh Jawa Barat pada Dasarian Akhir April

1 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
BMKG: Hujan Masih Berpotensi Mengguyur Seluruh Jawa Barat pada Dasarian Akhir April

BMKG memprakirakan seluas 59 persen wilayah Jawa Barat masuk kriteria hujan menengah yang berkisar 50-150 milimeter per dasarian


Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

3 hari lalu

Warga membersihkan mobilnya yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

Jika curah hujan untuk sepekan ke depan meningkat, maka potensi bencana susulan serupa bisa saja terjadi.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

4 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


Musi Rawas Utara Dikepung Banjir, 2.839 Rumah di Empat Kecamatan Terendam

6 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Musi Rawas Utara Dikepung Banjir, 2.839 Rumah di Empat Kecamatan Terendam

Sampai saat ini Tim SAR gabungan masih terus melakukan upaya evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir


Prakiraan Cuaca BMKG: Potensi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah, Sebagian Disertai Petir

6 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
Prakiraan Cuaca BMKG: Potensi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah, Sebagian Disertai Petir

BMKG mengeluarkan peringatan dini akan risiko hujan lebat disertai petir di Aceh, Lampung, dan Maluku Utara.


BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Ilustrasi--Pengguna memeriksa informasi cuaca di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG. (ANTARA/Zubi Mahrofi/uyu)a
BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

BMKG juga mengimbau mewaspadai Antecedent Precipitation. Hujan apa ini?


Kali Ciliwung Meluap, Banjir Rendam 18 RT di Jakarta Timur

8 hari lalu

Dua warga tengah melintas di permukiman yang terendam banjir di Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis, 30 November 2023. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim
Kali Ciliwung Meluap, Banjir Rendam 18 RT di Jakarta Timur

267 petugas penanggulangan bencana atau tim reaksi cepat (TRC) disiagakan di seluruh wilayah rawan banjir di Jakarta.


BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

8 hari lalu

Ilustrasi - Pejalan kaki menggunakan payung untuk berlindung dari hujan saat melintas di pedestrian MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 5 Desember 2023. (ANTARA FOTO/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)
BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

BMKG memprakirakan seluruh wilayah DKI Jakarta berawan pada pagi hari.