TEMPO.CO, Subang - Banjir yang mengepung sejumlah wilayah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat, 18 Januari 2013, menelan korban. Kiki, 60 tahun, warga Dusun Buer, Desa Karanghegar, Kecamatan Pabuaran, terseret arus banjir saat memetik kacang panjang di kebunnya.
"Jasad kakek Kiki ditemukan beberapa meter dari kebun kacangnya," kata Kepala Seksi Bantuan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Subang, Tito Purwanto.
Tito memperkirakan, kondisi pisik Kiki yang sudah ringkih membuatnya tak sanggup menyelamatkan diri. Jasad Kiki langsung dievakuasi oleh warga dan aparat desa yang dipandu tim Tanggap Darurat Bencana (Tagana), Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Subang.
Banjir besar yang melanda Kecamatan Pabuaran, menurut Tito, disebabkan oleh meluapnya sungai Cibangkuang dan sungai Ciderewak. Hujan deras mengguyur Kabupaten Subang sejak Jumat dini hari.
Menurut Tito, sedikitnya 1.784 rumah di Kecamatan Pabuaran terendam banjir. Yang terparah di Desa Pabuaran mencapai 1.000 rumah, Di Desa Salamjaya 511 rumah. Sedangkan di Desa Siluman dan Desa Pringkasap masing-masing 150 rumah. Adapun di Desa Karanghegar 21 rumah, dan dua rumah di Desa Kadawung.
Banjir juga menerjang ribuan rumah di kawasan Pantai Utara (Pantura). Ribuan rumah warga yang tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Ciasem terendam banjir. Di Desa Ciasemtengah 650 rumah, Desa Ciasemhilir 400 rumah, Desa Pinangsari 150 rumah, Desa Jatibaru 20 rumah, Desa Ciasemgirang 100 rumah, dan Desa Dukuh 150 rumah.
Banjir juga menerjang 500 rumah di Kecamatan Pagaden, 900 rumah di Kecamatan Legon Kulon, dan 500 rumah di Kecamatan Pamanukan.
Banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Subang, kata Tito, juga disebabkan meningkatnya volume air akibat dibukanya pintu Bendung Cijengkol. ”Pintu bendung Cijengkol dibuka untuk mengantisipasi jebolnya tanggul,” ujarnya.
Ketua Tim Tagana Kabupaten Subang, Jajang Muhaimin, telah menerjunkan 40 anggotanya membantu evakuasi warga di wilayah yang diterjang banjir. "Anggota kami bagi menjadi lima tim," ucapnya.
PMI Cabang Subang dipimpimpin Dwinan Merciawati juga mengerahkan sejumlah anggotanya serta satu perahu karet untuk keperluan evakuasi.
NANANG SUTISNA