TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Kesehatan mencadangkan anggaran Rp 18 miliar untuk mengantisipasi bencana baik alam maupun non alam. Menurut Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PKK) Sri Henni Setiawati, anggaran ini digunakan jika anggaran pemerintah daerah sudah habis.
"Jadi jangan semua diserahkan ke pusat," kata Henni ketika ditemui di kantornya, Jumat sore, 18 Januari 2012.
Henni menjelaskan, kementerian membagi wilayah kerjanya menjadi sembilan regional untuk mempermudah dan mempercepat penanganan. Sembilan regional itu adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Selatan.
Banjir Lamongan yang saat ini tengah melanda kota itu ditangani oleh regional Jatim. Sementara untuk bencana angin muson barat yang menerjang Nusa Tenggara Barat dan Timur ditangani oleh regional Bali.
Sedangkan, bencana angin kencang yang menerjang kampung-kampung di Maluku dan Maluku Utara ditangani Regional Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. "Sampai saat ini, anggaran masih bisa diatasi pemerintah daerah, setelah anggaran mereka habis, kami baru mengeluarkan," kata Henni.
Anggaran penanganan bencana dari pusat, kata Henni, akan diberikan dengan sistem reimburse, namun harus melewati sistem verivikasi terlebih dahulu. Biasanya anggaran ini untuk tambahan obat-obatan, perahu karet, selimut dan perlengkapan kesehatan lainnya.
Henni bersyukur sekarang ada Badan Nasional Penanggulangan Bencana sehingga anggaran yang dibuat Kementerian Kesehatan bisa lebih fokus ke bidang kesehatan saat musibah. "Tapi sayangnya tidak semua daerah punya Badan Penanggulangan Bencana Daerah," kata Henni.
Awal tahun 2013, Indonesia sudah dihadang bencana di berbagai daerah. Selain di Jakarta, banjir juga dialami di Lamongan Jawa Timur, longsor di Jawa Barat dan beberapa daerah lain. Wilayah Indonesia bagian timur terkena angin kencang akibat siklon tropis Narelle yang memporak-porandakan wilayah di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Maluku Utara.
SUNDARI