Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir, Waspadai 7 Penyakit Ini!

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Warga membawa air minum kemasan saat melintasi banjir dengan menggunakan ban karet di perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, (18/1). Tempo/Rully Kesuma
Warga membawa air minum kemasan saat melintasi banjir dengan menggunakan ban karet di perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, (18/1). Tempo/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Intensitas hujan yang masih tinggi menyebabkan banjir menggenangi beberapa daerah di Indonesia, termasuk Ibu Kota DKI Jakarta. Menghadapi kondisi ini, juru bicara Kementerian Kesehatan, Murti Utami, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai tujuh penyakit menular.

“Diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut, penyakit kulit, penyakit saluran cerna, dan perburukan penyakit kronik yang mungkin sudah diderita,” kata Murti ketika dihubungi, Sabtu, 19 Januari 2013.

Berikut ini rinciannya:

1. Diare
Penyakit Diare sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada musim hujan dengan curah yang tinggi, potensi banjir meningkat. Saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya dari sumur yang dangkal, akan banyak ikut tercemar.

Di sisi lain, saat banjir biasanya fasilitas dan sarana pengungsian serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. “Ini menjadi potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat,” kata Murti.

Untuk menghindari terserang penyakit diare, Murti menyarankan membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang hajat, dan merebus air minum hingga mendidih setiap hari. Juga menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan  sampah disekitar tempat tinggal, dan hubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare.

2. Demam Berdarah
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti, penular penyakit demam berdarah. Murti menjelaskan, saat musim hujan banyak sampah seperti kaleng, ban bekas, serta tempat-tempat tertentu terisi air genangan. Inilah yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut.

Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat. Kementerian berharap masyarakat ikut aktif melalui gerakan 3 M,  yakni mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.

“Segera bawa keluarganya ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas sebabnya yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan,” kata Murti.

3. Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan bakteri leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis yang ditularkan melalui hewan. Di Indonesia, hewan penular utama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya. Menurut Murti, musim hujan, terutama saat terjadi banjir,  tikus-tikus akan ikut keluar menyelamatkan diri. Binatang pengerat ini akan berkeliaran di sekitar manusia sehingga kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.

“Orang yang ada luka, kemudian terendam air banjir yang mengandung bakteri lepstopira, akan berpotensi dapat terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menyarankan, hindari timbulnya penyakit leptospirosis dengan menhindari tikus yang berkeliaran, menjaga kebersihan, hindari bermain air saat terjadi banjir. Terutama bila ada luka, gunakan pelindung misalnya sepatu. Bila terpaksa harus ke daerah banjir dan segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil.

4. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Penyebab ISPA berupa bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya. “Gejala utama berupa batuk dan demam, mungkin disertai sesak napas, nyeri dada,” kata Murti.

Penanganan penyakit ini dilakukan dengan istirahat, pengobatan simtomatis sesuai gejala, diperlukan pengobatan kausal untuk mengatasi penyebab, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penularan pada orang sekitar dengan menutup mulut ketika batuk, dan tidak meludah sembarangan.

5. Penyakit Kulit
Musim banjir, menurut Murti, masalah utama adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. “Berkumpulnya banyak orang misalnya di tempat pengungsian korban banjir, berperan dalam penularan infeksi kulit,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan ini.

6. Penyakit Saluran Pencernaan
Penyakit saluran pencernaan lain, menurut Murti, juga akan semakin banyak ketika musim banjir, salah satunya demam tifoid. Demam ini merupakan salah satu penyakit saluran cerna, karena kurang terjaganya faktor kebersihan makanan.

7. Penyakit Kronik
Banjir yang terjadi, apalagi sampai berhari-hari, bisa menyebabkan memburuknya penyakit kronik yang mungkin sudah diderita. Ini akibat terjadinya penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan.

Murti menganjurkan masyarakat menjaga kebersihan, terutama di lokasi pengungsian. Tempat yang harus diperhatikan adalah sisi pengolahan sampah, pengolahan limbah cair dan BAB serta BAK ditempat yang sudah disediakan.

“Anak-anak, balita, dan orang tua perlu mendapat prioritas tempat yang lebih baik dan sehat,” kata Murti. Ia juga mengimbau masyarakat agar sebaiknya mengonsumsi makanan segar dan segera hubungi petugas kesehatan bila ada keluhan berkepanjangan.

SUNDARI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

1 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan desa Laingpatehi setelah letusan Gunung Ruang, di Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

1 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

11 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

20 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.


Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

28 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

28 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

29 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

30 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos banjir yang merendam kawasan Daan Mogot, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Intensitas hujan yang tinggi membuat banjir setinggi 10-30 cm yang merendam di kawasan tersebut. TEMPO/Fajar Januarta
Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.


Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

40 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

48 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.