TEMPO.CO, Jakarta - Intensitas hujan yang masih tinggi menyebabkan banjir menggenangi beberapa daerah di Indonesia, termasuk Ibu Kota DKI Jakarta. Menghadapi kondisi ini, juru bicara Kementerian Kesehatan, Murti Utami, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai tujuh penyakit menular.
“Diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut, penyakit kulit, penyakit saluran cerna, dan perburukan penyakit kronik yang mungkin sudah diderita,” kata Murti ketika dihubungi, Sabtu, 19 Januari 2013.
Berikut ini rinciannya:
1. Diare
Penyakit Diare sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada musim hujan dengan curah yang tinggi, potensi banjir meningkat. Saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya dari sumur yang dangkal, akan banyak ikut tercemar.
Di sisi lain, saat banjir biasanya fasilitas dan sarana pengungsian serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. “Ini menjadi potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat,” kata Murti.
Untuk menghindari terserang penyakit diare, Murti menyarankan membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang hajat, dan merebus air minum hingga mendidih setiap hari. Juga menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah disekitar tempat tinggal, dan hubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare.
2. Demam Berdarah
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti, penular penyakit demam berdarah. Murti menjelaskan, saat musim hujan banyak sampah seperti kaleng, ban bekas, serta tempat-tempat tertentu terisi air genangan. Inilah yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut.
Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat. Kementerian berharap masyarakat ikut aktif melalui gerakan 3 M, yakni mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
“Segera bawa keluarganya ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas sebabnya yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan,” kata Murti.
3. Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan bakteri leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis yang ditularkan melalui hewan. Di Indonesia, hewan penular utama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya. Menurut Murti, musim hujan, terutama saat terjadi banjir, tikus-tikus akan ikut keluar menyelamatkan diri. Binatang pengerat ini akan berkeliaran di sekitar manusia sehingga kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.
“Orang yang ada luka, kemudian terendam air banjir yang mengandung bakteri lepstopira, akan berpotensi dapat terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit,” ujarnya.
Ia menyarankan, hindari timbulnya penyakit leptospirosis dengan menhindari tikus yang berkeliaran, menjaga kebersihan, hindari bermain air saat terjadi banjir. Terutama bila ada luka, gunakan pelindung misalnya sepatu. Bila terpaksa harus ke daerah banjir dan segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil.
4. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Penyebab ISPA berupa bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya. “Gejala utama berupa batuk dan demam, mungkin disertai sesak napas, nyeri dada,” kata Murti.
Penanganan penyakit ini dilakukan dengan istirahat, pengobatan simtomatis sesuai gejala, diperlukan pengobatan kausal untuk mengatasi penyebab, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penularan pada orang sekitar dengan menutup mulut ketika batuk, dan tidak meludah sembarangan.
5. Penyakit Kulit
Musim banjir, menurut Murti, masalah utama adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. “Berkumpulnya banyak orang misalnya di tempat pengungsian korban banjir, berperan dalam penularan infeksi kulit,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan ini.
6. Penyakit Saluran Pencernaan
Penyakit saluran pencernaan lain, menurut Murti, juga akan semakin banyak ketika musim banjir, salah satunya demam tifoid. Demam ini merupakan salah satu penyakit saluran cerna, karena kurang terjaganya faktor kebersihan makanan.
7. Penyakit Kronik
Banjir yang terjadi, apalagi sampai berhari-hari, bisa menyebabkan memburuknya penyakit kronik yang mungkin sudah diderita. Ini akibat terjadinya penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan.
Murti menganjurkan masyarakat menjaga kebersihan, terutama di lokasi pengungsian. Tempat yang harus diperhatikan adalah sisi pengolahan sampah, pengolahan limbah cair dan BAB serta BAK ditempat yang sudah disediakan.
“Anak-anak, balita, dan orang tua perlu mendapat prioritas tempat yang lebih baik dan sehat,” kata Murti. Ia juga mengimbau masyarakat agar sebaiknya mengonsumsi makanan segar dan segera hubungi petugas kesehatan bila ada keluhan berkepanjangan.
SUNDARI