TEMPO.CO, Jakarta - Portal Marinyanyi dikemas dalam desain variasi warna ala dunia anak. Di sini juga diperkenalkan para keluarga Marinyanyi, yaitu Bubu si bentuk bulat biru, Sisi si bentuk segitiga merah muda, dan Koko si bentuk kotak kuning. Mereka adalah tiga ikon yang menyanyikan semua lagu yang telah diciptakan Djito Kasilo, yang biasa disapa Ayah Djito.
"Bentuk-bentuk ini adalah bagian keluarga besar Marinyanyi yang akan menjadi idola baru di dunia anak. Selain sebagai penyanyi dalam lagu anak, mereka juga dapat digunakan oleh orang tua dalam mengajarkan bentuk-bentuk dasar yang ada di sekitar kita,” kata Ayah Djito.
Setiap hari, lagu-lagu yang bisa didengar di www.marinyanyi.com akan terus bertambah. Tanpa syarat dan sangat mudah untuk dimiliki, bahkan orang tua dianjurkan untuk menyiapkan CD (compact disc) kosong untuk merekam dan mendistribusikannya ke lingkungan sekitar.
Jumlah lagu anak di portal ini terus bertambah karena komunitas ini membuka seluas-luasnya siapa pun yang meminta dibuatkan lagu oleh Ayah Djito.
Cara untuk meminta lagu pun mudah. Hanya masuk ke menu request di www.marinyanyi.comkemudian isi biodata lalu menuliskan materi lagu di kolom tersebut. Materi lagu dapat berupa curhatan atau usulan lirik yang diinginkan. Lalu, tekan tombol kirim, dan berikutnya Ayah Djito akan memproduksi inspirasi lagu tersebut ke dalam lagu baru. Setelah itu silakan cek e-mail dan kembali ke halaman utama, karena di situlah lagu baru siap diunduh dan disebarkan seluas-luasnya.
"Ayah Djito sudah komit, dia akan menciptakan satu hari satu lagu anak-anak," kata Citra Ivana, Community Communication Marinyanyi, lewat sambungan telepon, Jumat, 18 Januari 2013.
Djito (@djitokasilove) adalah seorang karyawan swasta dan sempat berkarya sebagai komposer lagu di beberapa drama operet TVRI, TPI, dan RCTI pada era 90-an. Djito juga pernah menjadi ilustrator musik dan penulis skenario. Pada pertengahan 90-an, ia dinobatkan sebagai Best Writer Festival Sinetron Indonesia untuk judul Anak Jalanan pada 80-an sebagai The Big Ten Festival Lagu Pop Indonesia.
"Ayah Djito masih memproduksi lagu-lagunya dengan cara manual, hanya menggunakan keyboard, dan itu juga sudah tua," kata Citra, yang berharap ada produser yang memproduksi lagu-lagu tersebut untuk disebarkan pada anak-anak.
ALIA FATHIYAH