TEMPO.CO, Jakarta - Banjir di wilayah Nusa Tenggara Barat menelan korban jiwa. Seorang warga Dusun SP 2 Trans Oi Panihi, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, ditemukan tewas setelah terseret arus banjir bandang yang melanda kawasan tersebut. Korban tersebut bernama Abdullah Idris, 60 tahun.
Mayat Abdullah ditemukan menjelang malam pada Minggu, 20 Januari 2013, setelah dilakukan pencarian selama satu hari pasca-banjir bandang di kawasan pegunungan Tambora, yang terletak sekitar 100 kilometer dari Kota Bima.
Saat ditemukan oleh tim pencarian dari unsur warga, SAR, dan polisi, jenazah Abdullah dalam kondisi terimpit kayu. Korban ditemukan sekitar 2 kilometer dari lokasi dia hanyut. Dalam pencarian ini, tim melibatkan seekor anjing untuk mencium keberadaan korban.
Jenazah Abdullah kemudian dibawa ke desa untuk dikebumikan. "Abdullah terseret arus saat pergi ke ladang ketika banjir datang," kata Muhajir, warga asal Lombok Timur, yang ikut melakukan pencarian.
Banjir melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Bima, menyusul derasnya hujan dalam sepekan terakhir. Beberapa desa di sepanjang aliran sungai dari kaki Gunung Tambora sampai ke pinggir laut Kanaga atau Selat Lombok terimbas banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Sulhan, mengimbau warga untuk siaga banjir. Sampai tengah malam, hujan masih mengguyur wilayah ini. "Warga tetap waspada sebab intensitas hujan masih terus berlangsung," kata Sulhan.
Staf Desa Oi Panihi, Jufrin, mengatakan, banjir yang melanda desa tersebut menyebabkan tanaman padi milik warga rusak. Sejumlah ternak dan sebagian harta benda terbawa arus banjir.
AKHYAR M NUR