TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), Jusuf Hamka, mengatakan kerugian perseroan mencapai Rp 2,4 miliar selama tiga hari akibat arus kendaraan di ruas tol dalam kota menuju Gedung Panjang dan Sunda Kelapa tertutup. "Sejak Jumat, Sabtu dan Minggu, pendapatan turun 20 persen dari rata-rata pendapatan per hari Rp 4 miliar karena banyak truk dan peti kemas yang tertahan dan tak bisa keluar di jalur tersebut," kata dia, kepada wartawan dalam acara paparan kinerja PT CMNP 2012 di Gedung PT CMNP, Yos Sudarso, Jakarta, Senin, 21 Januari 2013.
Namun, dia memaklumi hal tersebut dan secara material tidak terlalu dirugikan. Sebab, kerugian ini disebabkan oleh cuaca. Selama ini perseroan lebih mengalami kerugian akibat banyaknya angkutan bertonase berat yang melewati tol dalam kota tersebut. "Kalau dibebani yang berat-berat begitu bisa memperpendek umur jalan tol hingga 30 persen."
Jusuf mengamati banyaknya angkutan berkapasitas berat yang melewati ruas tol dari arah Pelabuhan Tanjung Priok yang berpengaruh pada beban tiang-tiang elevasi jalan tol. Pihaknya sedang mengusulkan kepada pemerintah agar tarif untuk angkutan berat dinaikan berkali lipat sesuai dengan umur atau ketahanan jalan tol. Sebab jalan yang dilalui kendaraan berat akan lebih cepat rusak dan membutuhkan biaya perawatan lebih besar. "Tarif tol di luar negeri untuk angkutan berat jauh sekali perbandingannya dengan mobil pribadi karena beban angkutnya," tuturnya.
Direktur Keuangan CMNP, Indrawan Sumantri, tahu ini proyeksi laba bersih perseroan akan turun menjadi Rp 260 miliar akibat menanggung beban biaya maintanance diluar jadwal mencapai Rp 204 miliar. 2013 akan menjadi tahun terberat bagi CMNP akibat besarnya biaya perawatan dibandingkan tahun-tahun lalu. "Itu karena banyaknya angkutan berat yang melewati ruas tol kami," ujarnya.
FIONA PUTRI HASYIM