TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi melepas 100 relawan medis guna membantu korban pasca-banjir, Senin, 21 Januari 2013. Mereka akan disiagakan di empat rumah sakit mini yang didirikan Kementerian, masing-masing dua di Jakarta Selatan dan dua di Jakarta Barat.
"Tenaga medis yang kami kirim sudah terlatih untuk menangani psikososial dan fisik, termasuk gangguan stres," kata Nafsiah.
Saat berpidato, Nafsiah berpesan agar tim selalu membaur sembari memberi pencerahan kesehatan bagi korban banjir. Jika perlu, kata dia, tim membentuk posyandu yang melibatkan ibu-ibu korban banjir.
Nafsiah juga meminta petugas tidak membiarkan anak kecil berkeliaran dan bermain air banjir terlalu lama. "Mereka sangat rentan penyakit," katanya.
Untuk penanganan anak-anak, Nafsiah meminta tim mengumpulkan mereka sesuai dengan usia. Mereka bisa merangkul guru-guru setempat untuk merumuskan kegiatan yang ceria tapi mendidik.
Nafsiah menekankan, untuk penanganan pasca-banjir, tak ada istilah terlambat. Meski banjir melanda sepekan lalu, menurunkan tim khusus dinilai tetap perlu. "Jangan berkecil hati jika ada yang menilai terlambat, justru pekerjaan kami bisa lebih berat," ujar dia.
Secara teknis, rumah sakit mini akan dijaga satu dokter dibantu dua paramedis. Rumah sakit mini masing-masing di kantor Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, serta Kalibata untuk wilayah Jakarta Selatan. Sedangkan untuk Jakarta Barat, ada di kawasan Daan Mogot dan Rawa Buaya. "Ini untuk mengurangi beban rumah sakit," kata dia.
FIRMAN HIDAYAT