TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo mengunjungi lokasi banjir di Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara. Dia dan rombongannya tiba di Jembatan Muara Karang, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, pukul 23.30, Senin, 21 Januari 2013.
Timur datang tanpa seragam. Dia hanya mengenakan setelan hitam dan jaket hitam, tanpa topi. Timur ditemani Komisaris Jenderal Imam Sudjarwo, Kepala Baharkam, yang juga berpakaian sipil.
Tak banyak bicara, kunjungannya hanya berlangsung kurang dari lima menit. "Menyemangati anak-anak di lapangan," kata dia kepada wartawan ketika ditanya alasannya berkunjung.
Setelah menjawab singkat pertanyaan wartawan, Timur meninjau perahu yang digunakan untuk patroli. Jembatan depan PLTGU, yang merupakan jalan masuk menuju perumahan Pluit Samudera, kini masih terendam air setinggi orang dewasa. Di sana, parkir sejumlah perahu karet maupun ojek perahu.
Timur sempat disodori seunit perahu oleh polisi air. Namun, Timur tidak naik ke perahu. Dia balik badan meninggalkan "dermaga" dadakan itu.
Sebelum pergi, Timur sempat menjelaskan bahwa sampai sekarang tidak ada laporan perampasan bantuan untuk korban banjir. "Semua berjalan dengan baik, semangat di lapangan. Mudah-mudahan ini bisa menjadi langkah-langkah yang lebih baik, dan segera surut airnya."
Sebagian area PLTGU Muara Karang--pemasok utama listrik di Ibu Kota--ternyata ikut terendam air akibat banjir yang melanda Jakarta sejak Kamis, 17 Januari 2013. PLTGU Muara Karang sempat hanya bisa beroperasi dengan total daya sekitar 750 megawatt. Padahal, dalam kondisi normal, daya PLTGU Muara Karang mampu mencapai 1.440 megawatt. Pasokan listrik ke Jakarta pun berkurang dan beberapa area terpaksa dipadamkan. Sekitar 1.800-an gardu distribusi di Jakarta dipadamkan akibat pengurangan kapasitas dari Muara Karang.
ATMI PERTIWI