TEMPO.CO, Jakarta - Keresahan ribuan warga Pluit Penjaringan, Jakarta Utara, yang jadi korban banjir, sedikit terobati setelah bantuan pemerintah untuk memberikan pompa baru telah terealisasi. "Sejak kemarin sore bantuan pompa sudah datang," ujar Akiong, salah satu tokoh warga Pluit, Selasa, 22 Januari 2013.
Banjir yang menggenangi wilayah itu hingga kini belum surut. Rata-rata ketinggian air masih berkisar 80 sentimeter hingga 1,2 meter. Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana memprediksi kawasan Pluit baru surut sepekan ke depan. Akibatnya, ribuan warga berikut ratusan rumah menjadi korban.
Menurut Akiong, masih tingginya genangan air di pemukiman warga disebabkan kerusakan pompa air di Waduk Pluit yang selama ini berfungsi mengalirkan air ke laut. Akibatnya, debit air yang masuk ke waduk terus bertambah tanpa bisa dimuntahkan ke laut. "Delapan dari 12 pompanya rusak, sedangkan empat lainya terendam," kata dia.
Kondisi itu diperparah dengan peningkatan debit air akibat jebolnya Kanal Banjir Barat (KBB) Latuharhari, Jakarta Pusat. "Kami butuh banyak pompa untuk membuang air ke laut," ujarnya.
Kondisi ini rupanya direspon pemerintah pusat. Kemarin Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono saat menunjau lokasi bencana berjanji memberikan bantuan. Agung langsung mengintruksikan dinas terkait memberikan pompa air untuk mengalirkan genangan air dari pemukiman warga.
Selain memberikan bantuan pompa, polisi dan TNI terus menjaga keamanan warga dari aksi penjarahan pada malam hari. "Kondisi saat ini konsumsi berlimpah. Air sudah mulai surut," kata Akiong.
JAYADI SUPRIADIN