TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, mengatakan tahun ini akan ada 50 industri komponen otomotif baru. "Semuanya dari Jepang," kata Budi usai menerima kunjungan The Jakarta Japan Club.di kantornya, Selasa, 22 Januari 2013.
Sepanjang 2012, sudah ada beberapa produsen mobil asal Jepang yang membawa industri komponen masuk ke Indonesia. Daihatsu dan Toyota membawa 35 industri. Sedangkan Nissan membawa sepuluh industri komponen. Total, tahun lalu ada sekitar 200 industri komponen yang menanamkan modalnya di Indonesia, dengan nilai investasi US$ 2,3 miliar - US$ 2,4 miliar.
Budi memperkirakan investasi industri komponen otomotif di Jepang tahun ini mencapai US$ 700 juta. Namun ia belum mengumumkan nama-nama perusahaan atau merk yang akan dibawa Jepang untuk memproduksi komponen otomotif di Indonesia. "Untuk industri komponen itu biasanya nama-namanya tidak besar seperti Kayaba atau Denso," ujarnya.
Industri-industri itu antara lain akan memproduksi moving parts, body, serta klaher. Satu perusahaan, kata Budi, bisa memproduksi dua hingga tiga produk komponen mobil.
Menurut Budi, masuknya industri komponen mobil asing tidak akan mengancam industri dalam negeri. Bahkan, kata dia, akan menguntungkan karena mampu menyerap tenaga kerja. "Bagus, karena dalam joint venture, jadi bisa menyerap tenaga kerja," katanya. Ia berpendapat hadirnya industri-industri itu tidak akan mengganggu aktivitas industri lokal.
Ia menungkapkan, jumlah produksi mobil di Indonesia sepanjang 2012 mencapai 800 ribu unit dan saat ini telah mencapai 1,1 juta unit," ujarnya. Ia memprediksi produksi mobil di dalam negeri menembus 2 juta unit pada 2018. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan kehadiran industri kompponen mobil. "Kalau tidak kita isi, jadinya terpaksa beli dari luar, kan sayang banget," ujarnya.
Dengan masuknya industri komponen mobil dari Jepang itu, pemerintah berharap Indonesia dapat mengurangi defisit impor. Selain itu, menurut Budi, kehadiran industri-industri tersebut memberi nilai tambah dalam negeri. Kementerian Perindustrian memiliki tujuan memperkuat struktur industri otomotif dengan melengkapi kebutuhan komponen industri saat ini yang masih belum terpenuhi sepenuhnya.
Ia mengungkapkan, dalam sistem perdagangan bebas, Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan komponen mobil seratus persen, karena malah akan membuat tidak ekonomis. "Tapi paling tidak 70-80 persen ada di Indonesia," kata Budi.
Kementerian Perindustrian mengatakan akan ada keringanan pajak bagi industri komponen mobil asing. "Kalau besar, dia dapat "tax holiday", kalau kecil, ada "tax allowance"," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan lokasi pabrik komponen mobil dari Jepang akan didirikan dalam radius 70 kilometer di sebelah barat dan timur Jakarta. "Kalau tidak di Cilegon, ya di Cikampek," ujarnya. Selain Jepang, negara-negara lain yang juga sudah melakukan investasi dalam industri komponen mobil di Indonesia adalah Taiwan, Thailand, dan Malaysia.
MARIA YUNIAR