TEMPO.CO, Jakarta - Film James Bond teranyar, Skyfall, memang terlambat tayang di Cina. Namun pemutaran perdana film besutan Sam Mendes pada Senin 21 Januari 2013 itu, sukses besar. Skyfall meraih pendapatan US$ 5,1 juta atau sekitar Rp 49,1 miliar.
Sony Pictures Entertainment menyebut kesuksesan itu sebagai pendapatan terbesar pada penayangan perdana film di Cina. Sony Pictures mengklaim pendapatannya 14 persen lebih besar dari The Dark Knight Rises. Pada penayangan perdana di Cina Senin tahun lalu, Warner Bros menyatakan film petualangan terakhir Batman itu meraih US$ 4.5 juta. Sehari kemudian, film besutan Christoper Nolan ini sudah mencapai pendapatan US$ 9,1 juta.
"Di pemberhentian terakhirnya, pembukaan Skyfall yang lama ditunggu di Cina tidak mengecewakan," ujar seorang pejabat dalam Sony.
Walaupun penonton di Cina tak bisa menonton Skyfall secara utuh. Sejumlah adegan terpaksa disensor pemerintah setempat lantaran melibatkan karakter orang Cina dan dialognya bertautan dengan prostitusi dan politik.
Adegan yang dipotong adalah kala penembak jitu, karakter yang diperankan Ola Rapace, menembak penjaga keamanan Cina di sebuah lift sebelum mempersiapkan penembakan di gedung pencakar langit. Adegan lain kala Daniel Craig bertanya kepada seorang pembunuh wanita tentang tato di tubuhnya. Adegan ini berlatar kasino di Macau. Saat itu Daniel bertanya apakah tato itu yang menyebabkan tokoh wanita ini dipaksa masuk ke dunia prostitusi dalam usia sangat muda.
Sensor adegan ataupun penggantian terjemahan satu film yang akan beredar di Cina merupakan hal lumrah. Biasanya satu film yang ingin diputar di Cina harus mengikuti dan mempertimbangkan aturan negara itu, terutama menyangkut masalah politik dan budaya.
THEHOLLYWOODREPORTER | DEWI RETNO