TEMPO.CO, Jakarta - Selain para model senior, tampak juga model yunior Paula Verhoven dalam pemakaman di rumah perancang Ramli di Jalan Semarang, Menteng, Jakarta. Model yang memulai karier dan sudah go international ini sangat kehilangan Ramli. “Saya memanggilnya Daddy Ramli karena sangat dekat sekali. Saya adalah model tetap Daddy dan sering hang out atau jalan bareng. Semasa Daddy masih sehat sering menelepon saya minta ditemani jalan-jalan dan makan biasanya di Plaza Indonesia,” model berusia 24 tahun ini bercerita.
Wanita berambut panjang ini pun mengaku sering diajak ke peragaan busana luar negeri oleh Ramli. Dia bahkan mengakui dirinya bisa seperti sekarang tidak lepas dari binaan sang Daddy tercinta. Paula terpilih sebagai model terbaik waktu pemilihan Model Indonesia 2001 yang diselenggarakan oleh Ramli. Paula yang berasal dari Semarang memulai karier pada usia 15 tahun dan melejit namanya sebagai model setelah terpilih di ajang tersebut.
Bagi Paula, Daddy Ramli tidak hanya mengenalkannya pada dunia model, tapi bagaimana bisa bereksistensi di dunia ini. “Daddy mengajarkan saya untuk mandiri dan terlatih bisa make up, pakai konde, pakai kain sendiri. Didikan beliau sangat keras, tapi hasilnya saya tahan banting karena berbagai tempaan tadi."
Menurutnya, Ramli mengajarkan model tidak hanya untuk mempergakan busana, tapi juga mengenalkan tentang motif batik dari Papua, Madura, cara memakai kain, cara memakai kebaya, cara memakai selendang dan aksesori. "Dari Daddy saya juga belajar bergaul di dunia model dan kenal serta dekat dengan para model senior. Daddy orang yang bisa mengajarkan dengan baik kepada kami, model yunior, melebur dengan para model senior.”
Keberhasiloan karier Paula yang kini go international dan berkarier di Singapura juga tidak lepas dari hasil didikan Ramli. Paula mengatakan Daddy orang sangat detail dan perfectionist. Daddy selalu berpesan ke dirinya jangan gampang puas. Paula bahagia pernah diajak umrah bareng Ramli, termasuk bolak-balik show ke beberapa negara di Belanda, Spanyol, Paris dan Timur Tengah.
Terakhir saat dirinya menjenguk Ramli, dua hari sebelum meninggal, “Saya sempat menyemangati Daddy 'ayo sembuh ya' dan kita siap berangkat show bulan Februari keliling Eropa. Namun Tuhan berkehendak lain dan saya ikhlas melepas Daddy yang sudah bahagia di sana dan terlepas dari rasa sakit yang luar biasa, sebab terakhir Daddy kondisinya kesakitan sekali, padahal sudah diberi morfin,” ucap gadis jangkung ini menarik sambil napas panjang.
HADRIANI P