TEMPO.CO, Sidoarjo - Sejak dua bulan terakhir ribuan pasien penderita diare dirawat di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Sidoarjo, Jawa timur. Tercatat sebanyak 1.061 pasien diare (70 persen balita dan anak-anak) dirawat hampir di semua kelas pelayanan. "Peningkatan jumlah penderita diare ini disebabkan oleh kurangnya kebersihan lingkungan akibat faktor musim hujan" kata Wakil Direktur Pelayanan Pasien Rumah Sakit Daerah Sidoarjo, dr. Atok Irawan, Kamis, 24 Januari 2013.
Ia mengatakan dari jumlah 1.061 pasien tercatat sejumlah 19 pasien penderita diare meninggal dunia. Sebanyak 14 pasien meninggal dunia pada Desember 2012 dan lima pasien meninggal di minggu ketiga bulan Januari 2013. Kebanyakan yang meninggal adalah balita akibat infeksi saluran pencernaan sudah menyebar dan atau diikuti oleh penyakit lain.
Menurut Atok, tingkat kebersihan lingkungan pada musim hujan berkurang akibat sampah yang dibawa air. Apalagi di sejumlah daerah Sidoarjo curah hujan tinggi mengakibatkan banjir. Bahkan, genangan air itu juga berpotensi menyebabkan penyakit lain seperti demam berdarah dengue (DBD), penyakit kulit, dan disentri.
Fauzi, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Sidoarjo, menuturkan angka penderita diare di Kota Sidoarjo meningkat. Sejumlah angka tersebut menunjukkan indikasi wabah diare telah menjangkit di Kabupaten Sidoarjo.
Dari laporan data Rumah Sakit Daerah Sidoarjo, 19 pasien meninggal dunia akibat diare. Data itu menunjukkan peningkatan korban wabah diare dalam kurun waktu Desember 2012 hingga Januari 2013. Pasien yang mayoritas balita dan anak-anak ini terbagi ke dalam dua kelompok dari usia di bawah tujuh tahun hingga usia 15 tahun.
Pemerintah mengimbau warga agar selalu waspada dan tetap menjaga kebersihan lingkungan pada musim hujan. Dinas Kesehatan Sidoarjo akan melakukan upaya sosialisasi mengenai kebersihan lingkungan. Pada 2011 lalu, 29 pasien meninggal dunia akibat diare.
SONY WIGNYA WIBAWA