TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Raja Okto Saptahari, mengaku sangat kaget dengan meninggalnya Sudiro Andi Wiguno, Wakil Bendahara Umum Hipmi. Sebab, Okto sama sekali tidak melihat kegalauan dalam diri Sudiro di akhir masa hidupnya.
Sudiro, yang juga Presiden Direktur PT Dayaindo Resourches Internasional Tbk, 35 tahun, menurut Kepala Kepolisian Sektor Ciputat Komisaris Alip, ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Menteng Residance, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tanggerang Selatan, Rabu pagi, 23 Januari 2013.
Okto menyatakan, pada Selasa malam Sudiro berjanji akan turut bermain golf bersama dirinya dan beberapa rekan mereka yang lain pada Rabu pagi, tepat di hari dia ditemukan tewas. “Selasa malam dia masih confirm. Kami seharusnya main golf bersama di Rancamaya kemarin,” kata Okto saat dihubungi, Kamis, 24 Januari 2013. “Tapi kemarin dia malah ‘pergi’ sendiri.”
Menurut Okto, selama ini dia mengenal Sudiro sebagai seorang yang tangguh. “Saya sama sekali tidak menyangka akan berakhir begini,” katanya.
Okto tahu, Sudiro tengah mengalami masalah dengan usahanya. PT Dayaindo Resourches Internasional Tbk yang dipimpin Sudiro tengah menghadapi gugatan pailit dari perusahaan asal Swiss, SUEK AG di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Namun, menurut dia, jatuh-bangun sebuah usaha itu wajar terjadi.
Sosok Sudiro, yang Okto tahu, pernah menjadi tukang cuci mobil untuk membiayai kuliah lalu memulai usaha dari nol. Karena itu, dia menilai Sudiro adalah sosok yang tangguh. Sudiro, dia nilai, tidak akan melakukan bunuh diri hanya karena menghadapi masalah tersebut.
Okto meminta aparat kepolisian menyelidiki kasus ini dengan sungguh-sungguh, termasuk kemungkinan bahwa Sudiro tidak meninggal akibat bunuh diri. “Tolong selidiki setiap detail,” ujarnya.
Okto bersama beberapa rekannya dari Hipmi telah melayat ke rumah duka kemarin. “Beliau memiliki komitmen kerja yang tinggi, termasuk bagi organisasi. Kami dari Hipmi menyampaikan dukacita yang mendalam.”
PINGIT ARIA