TEMPO.CO , Jakarta - Sebuah penelitian baru menemukan bahwa sekarang, wanita perokok lebih mungkin meninggal akibat kanker paru-paru dibandingkan beberapa dekade lalu. Pada 1980-an, perempuan yang merokok ternyata 12,6 kali lebih mungkin meninggal akibat kanker paru-paru. Sedangkan tahun 2000-an, kemungkinan itu melonjak tajam sekitar 25,7 kali.
Peningkatan dramatis ini mencerminkan perubahan dalam pola merokok di kalangan perempuan. Pada tahun 1960-an, lebih banyak perempuan merokok pada umur belasan tahun. Jumlah rokok yang dihisap per hari paling tinggi untuk pria dialami pada 1970-an, sedangkan pada wanita dimulai pada 1980-an.
"Temuan tersebut mengkonfirmasi prediksi bahwa wanita yang merokok seperti laki-laki akan mati seperti laki-laki," tulis para peneliti dalam New England Journal of Medicine edisi Januari. Resiko kematian akibat kanker paru-paru di kalangan perokok laki-laki telah meningkat sejak 1980-an. Dan nilai ini hampir sama dengan resiko kematian di kalangan perokok perempuan pada hari ini.
Resiko kematian akibat penyakit paru-paru kronis terus meningkat pada laki-laki maupun perempuan. Kenaikan ini mungkin disebabkan karena pengenalan tembakau yang telah dicampur dengan pH rendah dari asap rokok. Menurut peneliti Dr Michael Thun, mantan wakil presiden emeritus American Cancer Society, asap yang dihasilkan membuat lebih mudah untuk dihirup lebih dalam ke paru-paru.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID