Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Air Susu Ibu Mengandung 700 Bakteri  

Editor

Amirullah

image-gnews
TEMPO/Bernard Chaniago
TEMPO/Bernard Chaniago
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah cukup banyak orang yang tahu Air Susu Ibu (ASI) kaya dengan nutrisi terbaik bagi bayi. Namun, belum banyak yang tahu seberapa banyak jumlah bakteri mikrobiotik yang terkandung dalam ASI. Menurut sebuah studi yang dilakukan peneliti Spanyol, ASI mengandung sekitar 700 spesies bakteri.

Peneliti telah mengetahui sebelumnya bahwa ASI adalah instrumen dalam menciptakan flora bakteri pada bayi atau menciptakan sekelompok bakteri unik yang terdapat pada setiap orang. Namun, hingga penelitian yang dilakukan ilmuwan Spanyol ini, belum diketahui tipe spesies apa yang terdapat pada ASI dan apa sebenarnya peran mereka.

Nah, untuk menjawab soal itu, ilmuwan Spanyol meneliti ASI dari 18 ibu berbeda. Dalam penelitiannya, periode yang dilakukan dibedakan menjadi tiga, yaitu ASI enam bulan setelah bayi lahir, ASI satu bulan setelah bayi lahir, dan kolostrum (susu pertama yang keluar sesaat setelah bayi lahir).

"Ini adalah salah satu studi pertama untuk mendokumentasikan keragaman bakteri dengan menggunakan teknik pirosekuensi pada sampel kolostrum dan ASI yang dikumpulkan setelah satu dan enam bulan setelah menyusui," kata peneliti sebagaimana dilansir situs Medical Daily.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini menemukan terdapat 700 spesies pada kolostrum, kebanyakan adalah spesies Weissella, Leuconostoc, Staphylococcus, Streptococcus, dan Lactococcus. Saat bayi tumbuh dewasa, dominasi spesies bakteri itu kebanyakan berubah menjadi spesies Veillonella, Leptotrichia, dan Prevotella.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut peneliti, faktor-faktor sebelum kelahiran mempengaruhi keragaman bakteri pada ASI. Sebagai contoh, ibu yang kelebihan berat badan cenderung mempunyai keragaman bakteri yang lebih sedikit. Begitu juga yang terjadi pada ibu yang memilih kelahiran dengan caesar.

Meskipun begitu, ibu yang melakukan kelahiran caesar karena pertimbangan darurat punya keragaman bakteri yang menyaingi ibu yang melahirkan secara normal. Peneliti juga mendapatkan bahwa keadaan hormonal ibu bisa mempengaruhi keragaman bakteri pada ASI.

Kini temuan tersebut telah memacu peneliti untuk mengungkap apakah bakteri dalam ASI memainkan peran dalam metabolisme atau imunitas seseorang. Apakah bakteri membantu bayi mencerna ASI, ataukah bakteri membantu bayi membedakan antara zat asing menguntungkan. "Apakah bakteri dalam ASI yang ditemukan dalam studi ini penting untuk perkembangan sistem imunitas," kata peneliti. (Baca juga: Kurang informasi bikin produksi ASI jadi sedikit)

MEDICAL DAILY | AMIRULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

6 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

23 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

24 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

43 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.


PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

15 Januari 2024

Ilustrasi garam. Shutterstock
PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

Kelebihan garam bisa memicu berbagai masalah kesehatan, hingga merambat kepada penyakit ginjal kronis.


Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

11 Januari 2024

Ilustrasi ganja.  REUTERS/Blair Gable
Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

Thailand sedang menampung opini publik untuk RUU terbaru yang akan melarang penggunaan ganja rekreasional.


Alodokter Lolos Uji Coba Regulatory Sandbox, Berstatus Direkomendasikan Kemenkes

8 Januari 2024

Platform kesehatan digital Alodokter meluncurkan fitur terbaru dari Alomedika bernama Alomedika eCourse, universitas daring khusus dokter pertama di Indonesia. (ANTARA/HO-Alodokter)
Alodokter Lolos Uji Coba Regulatory Sandbox, Berstatus Direkomendasikan Kemenkes

Alodokter adalah platform kesehatan digital yang digunakan lebih dari 30 juta pengguna aktif setiap bulan.