TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Kartu Kredit Indonesia memprediksi pertumbuhan penerbitan kartu kredit tahun ini hanya 5 persen dari pencapaian tahun lalu sebesar 17,5 juta. Adapun pertumbuhan rata-rata mencapai 10-15 persen per tahun. "Kami proyeksikan agak melambat,” kata General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, Steve Marta, saat dihubungi Tempo, Kamis, 24 Januari 2013.
Seretnya pertumbuhan disebabkan mulai efektifnya peraturan Bank Indonesia yang membatasi tentang kepemilikan kartu kredit berdasarkan pendapatan nasabah sejak awal 2012. Pemilik kartu kredit adalah nasabah yang berpenghasilan Rp 3-10 juta per bulan dan seorang nasabah hanya diizinkan memiliki dua kartu kredit.
Kendati demikian, Steve optimistis volume transaksi kartu kredit tak melambat. "Memiliki dua kartu kredit bukan berarti menyetop transaksi, tapi malah mengalihkan produk kartu kredit," ujarnya. Volume transaksi kartu kredit tahun ini diprediksi tumbuh 12-13 persen. Steve memprediksi rata-rata volume transaksi mencapai Rp 18 triliun sebulan. Jumlah ini di atas rata-rata tahun lalu.
Optimisme Steve didorong oleh tumbuhnya kesadaran masyarakat atas fungsi kartu kredit sebagai pengganti transaksi tunai. Faktor lain adalah, "Penurunan suku bunga dan promosi cicilan," katanya. Kenaikan transaksi, Steve menambahkan, berimbas pada kenaikan outstanding kartu kredit. Asosiasi menargetkan outstanding kartu kredit tahun ini tumbuh 15 persen dari posisi saat ini yang mencapai Rp 40 triliun.
AYU PRIMA SANDI