TEMPO.CO, Jakarta - Penculik Siti Nurjanah, anak Nassar “KDI”, tak hanya menyimpan bahan peledak dan air soft gun jenis revolver dan nota pembeliannya di rumah kontrakan yang dipakai menyekap korbannya. Menurut Kepala Kepolisian Metro Jaya, Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno, saat menggeledah rumah kontrakan pelaku di Jalan S. Parman, Narogong, Cileungsi, Jawa Barat, Sabtu dinihari, 26 Januari 2013, polisi juga menemukan tujuh buku bertema jihad.
Barang bukti lainnya, kata Putut, adalah satu plastik hijau, lakban hitam, serta jas hujan hijau lis kuning yang dipakai saat penculikan dan untuk membawa kabur korban. Selain itu, ada dua lembar foto korban, dokumen pengiriman ekspedisi, dan Yamaha Mio berpelat nomor B-6450-TUB. "Soal motor ini sedang didalami apakah resmi atau hasil kejahatan," ujar Putut, Sabtu, 26 Januari 2013.
Siti Nurjanah diculik oleh dua orang. Seorang tersangka penculikan, Fadlun Haryanto, 29 tahun, diringkus dinihari tadi. Sedangkan seorang lagi berinisial K kabur. “Fadlun dilumpuhkan dengan tembakan di bagian dengkul karena berencana kabur,” kata Putut.
Menurut Putut, tertangkapnya pelaku berasal dari sinyal telepon seluler yang digunakan saat mengirimkan pesan pendek untuk orang tua korban, pedangdut Nassar dan Muzdalifah, pada 22 Januari 2013. Dua hari sebelum pesan pendek itu diterima, Nassar dan istrinya melaporkan penculikan anak mereka kepada polisi.
"Penculik mengirim paket foto korban yang terikat tangan korban. Mereka meminta tebusan Rp 4 miliar. Jika tidak diikuti, Nana akan dibunuh atau dijual," ujarnya. Dari informasi itu, polisi langsung menelusuri keberadaan penculik. Hasilnya, tim Resmob Polda Metro Jaya meringkus Fadlun tadi pagi.
JAYADI SUPRIADIN