TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan, Tri Handoko Seto, mengatakan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengindari hujan turun di Jabodetabek.
Pertama, tim akan menyemai zat sejenis garam yang dapat mempercepat turunnya hujan pada awan yang jenuh dengan uap air. "Sebisa mungkin awan dijadikan hujan di laut sehingga tak sampai ke Jabodetabek," katanya ketika dihubungi Jumat, 25 Januari 2013.
Cara kedua, yaitu dengan menyemai zat yang dapat mencegah awan berubah menjadi hujan, jika awan telanjur sampai ke atas wilayah Jabodetabek. Cara ini bisa dilakukan lewat pesawat maupun menara. Metode ini sudah pernah digunakan untuk mengatur cuaca saat persiapan dan penyelenggaraan SEA Games 2011 di Palembang.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menguji coba modifikasi cuaca di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada hari ini, Sabtu, 26 Januari 2013. Modifikasi dilakukan untuk mencegah banjir akibat hujan berintensitas tinggi yang turun di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Uji coba modifikasi cuaca itu rencananya dilakukan pada Sabtu siang dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI.
Tri Handoko memperkirakan, proses modifikasi cuaca ini akan memakan waktu selama dua sampai tiga jam. Pesawat Hercules juga mampu menampung banyak zat semai sehingga bisa digunakan untuk 5-10 awan. "Tetapi, karena kebanyakan awan saat ini berlapis atau saling menyambung, bisa kurang dari itu," katanya.
BPPT belum bisa memastikan biaya yang diperlukan untuk memodifikasi cuaca. "Tergantung berapa lama kegiatan ini berlangsung. Dananya akan ditanggung BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," kata Tri Handoko.
Yang jelas, menurut dia, biaya modifikasi ini lebih murah ketimbang kerugian yang timbul akibat banjir. "Pada 2007 saja, banjir Jakarta menimbulkan kerugian hingga Rp 5 triliun," katanya.
ANGGRITA DESYANI