Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamat: Waspadai Inflasi karena Pelemahan Rupiah

image-gnews
Uang rupiah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Uang rupiah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank OCBC, Gundy Cahyadi melihat rupiah tetap akan melemah terhadap dolar AS. Hal ini perlu diwaspadai agar tak berjalan terlalu lama. "Kelemahan yang terlalu berlebih bisa berakibat cukup bahaya, apalagi kalau menyangkut prospek inflasi jangka medium dan juga prospek investasi dalam negeri," ujar Gundy dalam keterangan persnya kemarin.

Meski lemah, Gundy menilai kecil kemungkinan rupiah bisa tembus sampai Rp 10.000 per dolar. "Kecuali kita menyaksikan adanya guncangan di pasar finansial dunia sekali lagi," 

Adapun pelemahan rupiah pada pekan kedua Januari, dijelaskan Gundy terjadi akibat pasar panik setelah berkembangnya komentar negatif terkait prospek neraca pembayaran Indonesia. 

Seperti diketahui, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) surplus tipis pada triwulan III 2012. Menurut catatan BI, NPI berbalik dari defisit US$ 2,8 miliar pada triwulan II 2012 menjadi surplus US$ 0,8 miliar pada triwulan III 2012. Hal ini terjadi karena defisit transaksi berjalan membaik mulai kuartal III 2012. Surplus disokong membaiknya defisit transaksi berjalan dari US$ 7,7 miliar atau -3,5 persen dari PDB pada triwulan II 2012 menjadi US$ 5,3 miliar atau -2,4 persen dari PDB pada triwulan III 2012. Selain itu, surplus NPI juga disokong surplus pada transaksi modal dan finansial yang mencapai US$ 6 miliar pada triwulan III 2012 dari sebelumnya US$ 5,1 miliar pada triwulan II 2012. 

Gundy membenarkan buruknya kinerja neraca pembayaran Indonesia masih berlanjut lantaran kinerja ekspor belum pulih. "Tidak ada faktor yang bisa mendorong rupiah menguat signifikan dalam waktu dekat," katanya. Meski begitu, ia melihat ada potensi penguatan di akhir tahun. "Kami masih melihat kemungkinan USDIDR kembali ke 9400an di akhir tahun dikarenakan antisipasi bahwa pertumbuhan ekspor akan membaik di Semester II tahun ini," ujarnya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi A. Sarwono menjelaskan, surplus pada NPI memang tak lantas membuat rupiah menguat. Hal ini karena surplus banyak disokong Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment/FDI) non-cash. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"FDI itu mungkin sekitar 75-80 persennya dalam bentuk in kind. Artinya dalam bentuk barang maupun jasa. Jasa itu misalnya FDI ada jasa konsultannya, itunya. Jadi hanya sedikit dalam bentuk cash sehingga defisit ekspor impor itu hanya sebagian yang ditutup dalam bentuk cash di pasar," ucapnya di Bank Indonesia, kemarin.

Menurut Hartadi, untuk menyeimbangkan supply dan demand valuta asing di pasar, BI harus berani intervensi. "Kami lihat sekarang jumlahnya berapa, kalau keperluan impor migasnya besar, kami akan masuk lebih banyak ke sana. Jadi tidak ada instrumen yang berubah, hanya jumlah dan timing. Timing and quantity yang tepat," ucapnya.

Menurut data kurs tengah rupiah, pekan ini, rupiah diperdagangkan dibuka di level Rp 9.685 per dolar AS pada Senin, 21 Januari 2012 dan menguat ke level Rp 9.643 per dolar AS pada penutupan perdagangan, Jumat, 25 Januari 2013.

Adapun ihwal inflasi, Menteri Keuangan Agus Martowardojo memperkirakan bisa mendekati 1 persen pada Januari. Salah satu dorongan terbesar berasal dari naiknya harga kebutuhan pokok akibat terganggunya distribusi terkait banjir. 

MARTHA THERTINA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

59 menit lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.


Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

12 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.


Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

13 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023.  Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan
Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).


Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

17 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.


Rupiah Menguat di 16.155 per USD, karena Respons Prabowo Presiden Terpilih atau Kenaikan Suku Bunga Acuan BI?

18 jam lalu

Petugas money changer menghitung mata uang dolar. Rupiah semakin tertekan terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat, di level Rp14.060 per Dolar AS. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
Rupiah Menguat di 16.155 per USD, karena Respons Prabowo Presiden Terpilih atau Kenaikan Suku Bunga Acuan BI?

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 65 poin ke level Rp 16.155 per dolar AS hari dalam perdagangan ini.


Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

18 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.


BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

19 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?


Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.


Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

1 hari lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Rawpixel.com
Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.


Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

1 hari lalu

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani ketika ditemui di Kemenko Marves pada Selasa, 22 Agustus 2033. TEMPO/Riri Rahayu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.