TEMPO.CO, Jakarta - Pemberian bantuan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk warga yang mengalami musibah banjir di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu 26 Januari 2013, ricuh. Ratusan warga yang ingin mendapatkan bantuan berupa pakaian seragam sekolah dan beras berebutan.
Meski Jokowi berulang-ulang menekankan agar warga tetap antri dengan tertib, para calon penerima bantuan seperti tidak mendengar. Antrian yang awalnya sempat tersusun rapi jadi berantakan. Warga yang tidak sabar mendapatkan bantuan nekat menerobos antrian. Akibatnya, antrian menjadi kacau dan tidak beraturan.
Aksi saling dorong antar warga semakin parah lantaran banyak warga yang sekadar ingin bersalaman dengan Jokowi. Akibatnya, banyak warga yang umumnya kaum ibu dan anak-anak itu terdesak-desak saat akan mendapatkan bantuan. Beberapa orang juga terlihat menyerah dan memilih untuk keluar dari barisan.
"Tidak kuat. Sudahlah tidak dapat bantuan juga tidak apa-apa," kata Ningsih, 47 tahun sambil terengah-engah dan menggendong anaknya yang menangis keras.
Jokowi sendiri tampak kewalahan mengatur warga yang saling berebut mendapatkan bantuan. Bahkan beberapa warga nekat memanjat mobil truk Satpol PP yang membawa stok beras dan baju seragam. Aksi saling dorong itu akhirnya berhenti setelah Jokowi memerintahkan agar pembagian bantuan dihentikan sementara. "Sudah tutup dulu, jangan dibagikan dulu," ujarnya dengan muka bermandikan keringat.
DIMAS SIREGAR