TEMPO.CO, Cilacap - Dua imigran asal Srilanka ditemukan tewas di perairan selatan Nusakambangan, Cilacap. Di lain pihak, sebanyak 24 imigran lainnya berhasil diselamatkan.
“Saat ini mereka berada di LP Pasir Putih Nusakambangan,” kata Komandan Masyarakat Peduli Bencana Cilacap, Sutrisno Sudanto, Selasa, 29 Januari 2013.
Ia mengatakan, selain dua tewas, dua imigran lainnya dalam keadaan kritis. Kapal berpenumpang 26 orang itu terkoyak gelombang tinggi di perairan Nusakambangan yang terkenal ganas itu.
Mereka ditemukan di Pantai Permisan yang biasa digunakan Kopasus untuk pembaretan. Gelombang ganas menerjang kapal mereka pada Senin malam. "Korban tewas terdiri satu orang laki-laki dan satu orang perempuan,"ujar petugas pos Jaga Basarnas Cilacap, Maryadi.
Jenazah kedua imigran itu kini disimpan di kamar mayat RSUD Cilacap. Begitu pula dengan dua orang imigran yang diketahui kritis. Kini mereka dirawat di rumah sakit tersebut.
Menurut Maryadi, kapal kayu yang mengalami kecelakaan laut tersebut berpenumpang 26 orang imigran asal Srilangka, yang terdiri atas 19 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Saat mengalami peristiwa nahas itu, mereka tengah dalam perjalanan menuju Pulau Christmas, Australia, guna mencari suaka. Untuk mengevakuasi kapal dan puluhan imigran itu, petugas mengalami kendala karena gelombang di Pantai Permisan, Pulau Nusakambangan, cukup tinggi.
Petugas gabungan dari Kepolisian Resor Cilacap bersama sejumlah lembaga pemasyarakatan di Pulau Nusakambangan melakukan upaya evakuasi terhadap puluhan imigran berasal dari Srilanka yang mengalami kecelakaan laut di perairan selatan Nusakambangan, Cilacap.
Kepala Satuan Polisi Air Polres Cilacap, AKP Sugeng, mengatakan kedatangan imigran di Pantai Permisan sekitar pukul 21.00, Senin 28 Januari 2013. Kapal mereka terdampar dari perjalanan Pulau Christmas. Kabarnya mereka ditolak oleh pihak Australia, begitu yang saya terima," kata dia.
ARIS ANDRIANTO