Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korban Bencana di Selayar Telantar

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Sejumlah kendaraan turun dari kapal ferry seusai menyeberang di pelabuhan penyeberangan Bira Bulukumba-Selayar, Kamis (17/5). Meski libur panjang, tidak terjadi lonjakan penumpang dipelabuhan penyeberangan tersebut. TEMPO/Muliady
Sejumlah kendaraan turun dari kapal ferry seusai menyeberang di pelabuhan penyeberangan Bira Bulukumba-Selayar, Kamis (17/5). Meski libur panjang, tidak terjadi lonjakan penumpang dipelabuhan penyeberangan tersebut. TEMPO/Muliady
Iklan

TEMPO.CO , Kepulauan Selayar -- Korban angin kencang dan abrasi di Kepulauan Selayar kecewa dan merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah. Sejumlah rumah milik warga yang menjadi korban angin puting beliung beberapa waktu lalu belum mendapatkan bantuan perbaikan rumah akibatnya rumah mereka harus kehujanan.

Salah seorang warga Kelurahan Benteng Kepulauan Selayar,Muhammad Arsyad (57 tahun) selasa (29/1) mengaku hampir sebulan belum bisa menempati rumahnya yang masih hancur diterjang angin kencang beberapa hari lalu. "Untuk menghindari hujan saya dan warga lainnya terpaksa menggunakan baliho bekas dan terpal plastik diatas ranjang supaya tidak kehujanan kalau malam,"kata dia.


Arsyad mengaku sejak rumahnya kena angin puting beliung hingga saat ini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk memperbaik atap rumah miliknya. Menurut dia, bantuan itu sangat dibutuhkan apalagi saat ini hujan masih sering turun.


Parawansyah (27 tahun) korban lainnya, mengaku dirinya bersama istri dan anaknya terpaksa tidur dibawah kolom rumahnya karena atapnya belum diperbaiki. "Saya juga harus memasak diluar rumah karena kondisi rumah tidak memungkinkan,"kata dia.


Camat Kecamatan Benteng, H. Syafruddin,di ruang kerjanya, mengaku Berdasarkan data yang kami terima dari tiga wilayah kelurahan, menempati urutan pertama mengalami kerugian besar, yakni Kelurahan Benteng Selatan kerugian mencapai sekitar Rp 60 juta lebih. Kelurahan Benteng dan Benteng Utara Rp 40 juta lebih. "Ada 6 rumah milik warga tertimpa pohon kelapa yang tumbang, sedang yang lainnya tergenang iar laut akibat jebolnya sejumlah tanggul dan pemecah ombak disenjang pantai barat kota Benteng,"kata dia.


Dia mengaku, jauh sebelum terjadi bencana alam, kami dari pihak pemerintah kecamatan sudah menghimbau warga utamanya yang berdomisili di sepanjang pantai barat agar lebih waspada dan berhati-hati menghadapi musim barat tahun ini. Sebab, menurut dia, angin merupakan hukum alam yang tidak bisa kita hindari.


Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedang terkait dengan besaran bantuan dalam kerugian itu, menjadi kewenangan pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Selayar. "Kami hanya memberikan rekap laporan berdasarkan data dari masing-masing Pemerintah Kelurahan,"kata dia.


Dia mengatakan pihaknya juga akan mendapat bantuan dari dari Departemen Dalam Negeri untuk anggaran tahun 2013 ini.


JASMAN



Berita populer

Mesir Dalam Kondisi Darurat

Seperti Tom Hanks, Pria Ini Hidup di Bandara

Sebelum Ditangkap Amran Minta Izin Ganti Celana

Wanda Dicopot dari DPRD? Pengacara Menjawab

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang berhasil menciptakan alat pemantau longsor. Foto : UNNES
Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.


Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Sejumlah warga menyaksikan jalan raya yang ambles di lokasi bencana longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 30 Maret 2016.  Berdasarkan pantauan BPBD, longsoran diperkirakan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah dan dikhawatirkan akan semakin meluas. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.


Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.


Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.


Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

TEMPO/Budi Purwanto
Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.


3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.


Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

ANTARA/Agus Bebeng
Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.


Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 31 Maret 2016. Sedikitnya 21 rumah roboh, serta ratusan lainnya  terancam roboh. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.


Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.


Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.