TEMPO.CO, Semarang--Pemerintah Kota Semarang akan menjadikan Banjir Kanal Barat sebagai kawasan wisata sungai. Kebijakan ini sedang dikaji bersama dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk merealisasikan kawasan yang dulu ditargetkan menanggulangi banjir dan rob di ibu kota provinsi Jawa Tengah itu.
"Kawasan yang telah selesai dibangun itu indah sekali, saat ini kami sedang mengkaji untuk digunakan sebagai kawasan wisata," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Smerang, Nurjanah, Selasa 29 Januari 2013.
Baca Juga:
Pemanfaatan kawasan banjir kanal barat tersebut melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana yang selama ini bertangung jawab pelaksana proyek dari pemerintah pusat. Nurjanah mengaku, dalam waktu dekat juga meyelenggarakan even festival perahu arak untuk menarik minat publik. "Tak hanya pemerintah yang ingin memanfaatkan kawasan itu, masyarakat juga banyak yang mengajukan kegiatan," ujar Nurjanah.
Ia yakin pemanfaatan kawasan sungai mampu menarik kunjungan wisata di Kota Semarang, dengan begitu tempat yang dulu kumuh kini bisa bermanfaat sebagai ruang terbuka hijau untuk publik.
Sementara itu Pelaksana Lapangan Proyek Normalisasi Banjir Kanal Barat, Anang Mukhlis, membenarkan program yang hendak digarap oleh pemeirntah itu. Menurut dia kawasan banjir kanal barat yang ia bangun tak hanya berpotensi sebagai kawasan wisata sungai, namun juga wisata budaya. "Sejumlah titik di sepanjang kanal punya potensi masing-masing," ujar Anang.
Menurut dia, pemanfaatan kawasan wisata di banjir kanal dimulai di daerah hulu, yakni sekitar tugu Soeharto yang sering dijadikan ritual masyarakat Semarang saat tanggal 1 Syuro, sedangkan di kawasan Simongan Peleret terdapat daerah sungai yang luas dan bisa digunakan sebagai arena rekreasi dan bermain, sementara itu di kawasan bibir kanal daerah Pusponjolo dan bayudewo sebagai tempat yang efektif untuk jogging karena terdapat jogging track.
"Sementara di kawasan Kokorsono terdapat pusat pertunjukan bisa digunakan untuk pementasan," ujar Anang.
Kawasan Banjir Kanal Barat yang dibangun sepanjang 9,2 kilo meter dengan nilai anggaran Rp 288 miliar. Pembangunan yang dimulai sejak November 2009 itu selesai pada Desember 2012. "Sudah selesai 100 persen, kini tinggal perawatan," katanya.
EDI FAISOL