TEMPO.CO, Bandung - Biro Pusat Statistik mencatat inflasi Jawa Barat sepanjang Januari 2013 melampaui inflasi yang terjadi jelang Lebaran tahun lalu. Inflasi Januari lalu tercatat 1,05 persen, sedangkan inflasi Agustus 2012 hanya 1,03 persen. "Inflasi ini dipicu kenaikan harga," kata Kepala BPS Jawa Barat, Gema Purwana, di kantornya di Bandung, Jumat, 1 Februari 2013.
Menurut dia, inflasi yang terjadi awal tahun ini diakibatkan akumulasi sejumlah hal yang saling mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi harga saling tumpang tindih. Di antaranya efek psikologis kenaikan Tarif Dasar Listrik dan naiknya upah buruh yang mendorong pedagang mulai menaikkan harga.
Tak hanya itu, persoalan distribusi akibat cuaca buruk dan banjir di Januari 2013 juga mempengaruhi harga sejumlah komoditas. Cuaca juga mempengaruhi sejumlah harga bahan bangunan, di antaranya batu bata dan genteng.
Kebijakan pemerintah membatasi impor bahan produksi holtikultura juga memicu permintaan buah lokal yang berimbas pada kenaikan harga. Terjadinya kelangkaan daging sapi mendongkrak permintaan daging ayam dan telur sehingga memicu naiknya harga.
Gema mengatakan, meski kenaikan harga naik, tidak terjadi gejolak karena daya beli masyarakat juga naik akibat naiknya upah, didukung tambahan penghasilan tunjangan pegawai negeri sipil di akhir Desember 2012 lalu yang menembus Rp 4 triliun.
Menurut Gema, kelangkaan daging sapi tidak berpengaruh besar pada inflasi, yaitu hanya 0,0082 poin. Namun, efek psikologisnya, masyarakat ramai-ramai membeli daing ayam. Melonjaknya permintaan ini memicu naiknya harga daging ayam.
BPS Jawa Barat mencatat, andil inflasi yang terbesar dipicu kelompok bahan makanan 0,94 persen, sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar ada di posisi kedua, hanya 0,06 persen.
Inflasi Januari ini melonjak drastis dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada bulan sebelumnya. Pada Desember 2012, inflasi Jawa Barat tercatat 0,34 persen. Dari tujuh kota di Jawa Barat, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi 1,49 persen, disusul Kota Depok 1,29 persen, Kota Tasikmalaya 1,15 persen, Kota Sukabumi 1,09 persen, Kota Bandung 0,64 persen, Kota Cirebon 0,6 persen, serta Kota Bogor terendah 0,8 persen.
Gema mengatakan, kenaikan inflasi yang terjadi di awal tahun ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk mengambil kebijkan. Imbas dari kenaikan Tarif Dasar Listrik, misalnya, baru akan terasa pada Februari nanti.
AHMAD FIKRI
Berita Terpopuler Lainnya:
Yusuf Supendi: Kok, Kaget PKS Terlibat Suap?
Impor Renyah 'Daging Berjanggut'
Skandal Daging Berjanggut, Laporan Tempo 2011
Sebut Suap Daging Musibah, Tiffatul Dikecam
Presiden PKS Ditangkap, Apa Kata Hilmi Aminuddin
Marzuki Alie: Luthfi Hasan Itu yang Mana, Ya?