TEMPO.CO, Jakarta - Produksi tambang emas Martabe yang dikelola PT Agincourt Resources pada triwulan akhir 2012 melebihi target. Menurut Presiden Direktur G-Resources Peter Albert, produksi emas dan perak Martabe masing-masing 34.624 oz dan 134.877 ounce (oz). "Mencapai 10 persen di atas target," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 Februari 2013.
Albert mengatakan, kinerja Martabe kini menuju skala produksi penuh. Sebelumnya, pada Oktober 2012, tambang emas yang terletak di Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan ini terancam berhenti beroperasi lantaran terhadang masalah pengolahan limbah. Pemasangan pipa air limbah pengolahan emas ke Sungai Batang Toru dihentikan oleh pemerintah daerah setempat lantaran bakal mencemari lingkungan. Namun, pengelola tambang bersikeras untuk memasang pipa tersebut karena sudah memiliki studi kelayakan intensif dan mendapat izin.
Albert mengatakan dalam beberapa pekan mendatang target produksi rata-rata bisa tercapai. Pada kuartal kedua 2013, produksi tambang Martabe diharapkan mencapai kapasitas penuh.
Hingga akhir September 2013, total produksi emas Martabe diperkirakan mencapai 250 ribu oz, sedangkan produksi perak mencapai 2,2 juta oz. Albert memperkirakan biaya produksi mencapai US$ 450 per oz emas. Menurut dia, Martabe merupakan tambang emas besar terbaru di Indonesia dan Asia. Dengan biaya produksi rendah, umur tambang yang panjang dan dilengkapi dengan banyaknya lokasi eksplorasi Martabe bakal tambang berskala dunia.
BERNADETTE CHRISTINA
Terpopuler:
Merpati Berminat Ambil Alih Rute Batavia
Penerbangan Singapura-Indonesia Akan Makin Marak
DPR Desak Batavia Air Ganti Tiket Penumpang
Batavia Pailit, Agen Travel Rugi Puluhan Miliar
Protes Rupiah di Pasar Singapura Tak Efektif
Batavia Air Resmi Minta Maaf
Penumpang Batavia Kesal Disuruh Refund ke Jakarta