TEMPO.CO, Paris - Jean-Yves le Drian, Menteri Pertahanan Prancis, mengaku intervensi negaranya ke Mali telah mencapai "sebuah momen perubahan". "Intervensi Prancis ke Mali sukses," ujarnya, di Paris, Kamis, 31 Januari 2013. Dia menambahkan, pasukannya menghentikan perlawanan para pemberontak hanya dalam waktu tiga pekan.
Le Drian memperingatkan, meskipun gugus tugas tempur telah diserahkan kepada pasukan Mali dan aliansi Afrika, Prancis akan tetap memberikan dukungan dan menjaga integritas wilayah Mali.
Baca Juga:
Pernyataan le Drian ini disampaikan menyusul insiden tewasnya dua serdadu Mali oleh ranjau darat yang ditinggalkan oleh para pemberontak. Ranjau darat ini meledak saat kendaraan yang mereka tumpangi melintas di dekat Kota Douentza.
Thierry Burkhard, juru bicara militer Prancis, mengatakan, "Penting untuk berhati-hati terhadap tindakan balasan oleh penduduk yang bersimpati dengan para pemberontak. Seperti Anda, kami juga mengamati mereka. Kami juga melihat dari dekat bagaimana pasukan keamanan Mali begitu cepat menghentikan aksi balas dendam."
Philippe Lalliot, juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri Prancis, mengatakan pada Rabu, 30 Januari 2013, saat ini sudah waktunya melakukan peningkatan "proses politik" di Mali.
Dia mengatakan, pembicaraan perdamaian dengan perwakilan sah masyarakat utara dan kelompok-kelompok non-teroris perlu dipertimbangkan demi persatuan Mali. "Untuk mengembalikan wilayah utara, pemerintah Mali harus melakukan dialog."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Sebut Suap Daging Musibah, Tifatul Dikecam
Marzuki Alie: Luthfi Hasan Itu yang Mana, Ya?
Apa Bukti Luthfi Hasan Terlibat? Ini Jawaban KPK
Kata Tifatul Sembiring soal Ahmad Fathanah
Ketua PBNU Doakan Suswono Selamat dari KPK