TEMPO.CO, New York -- Saham-saham di bursa Amerika mengalami koreksi lebih dari 1 persen, yang merupakan penurunan terburuknya sepanjang tahun ini, karena ketidakpastian di Eropa. Setelah berhasil menyentuh level 14 ribu untuk pertama kalinya sejak 2007, indeks Dow Jones turun cukup tajam seiring naiknya imbal hasil obligasi Spanyol.
Dalam perdagangan semalam, indeks saham utama Dow Jones ditutup melemah 129,71 poin (0,9 persen) ke level 13.880,08. Dari 30 saham komponen Dow Jones, hanya satu saham yang harganya naik, yakni Boeing Co (BA) yang menguat 0,45 persen. Indeks saham teknologi Nasdaq juga turun 47,93 poin (1,53 persen) ke level 3.131,17.
Munculnya masalah dari Eropa mengganjal pasar saham global, termasuk Wall Street. Beberapa analis selama berminggu-minggu telah mengatakan bahwa saham berpotensi mengalami koreksi 3-5 persen. Sebab, selama Januari, indeks telah naik 5 persen hingga mendorong indeks saham ke level tertingginya lebih dari lima tahun terakhir.
Ahli strategis dari Stifel Nicolaus & Co, Elliot Spar, mengatakan, banyak alasan untuk menjelaskan terhadap aksi jual yang terjadi kali ini. Dari isu-isu politik serta naiknya tingkat suku bunga di Eropa kembali memicu kecemasan investor. “Pasar telah lama menguat dan melakukan pembelian di saat bursa melemah membuat investor cukup mudah untuk mendapatkan keuntungan.”
Indeks S&P 500 terkoreksi 17,46 poin (1,2 persen) ke posisi 1.495,71. Akhir pekan lalu, indeks S&P 500 berhasil menyentuh level tertingginya sejak Desember 2007. Semua sektor mengalami koreksi, dipimpin oleh saham teknologi dan keuangan.
McGraw-Hills Cos (MHP) melemah 13,78 persen dan Moody Corp susut 10,66 persen--merupakan saham yang turun paling tajam setelah lembaga pemeringkat Standard & Poors Services mengatakan bahwa Departemen Kehakiman berencana mengajukan tuntutan perdata karena perannya dalam penilaian masalah sekuritas mortgage-obligasi pada tahun 2007.
“Kami memiliki ganjalan untuk terus berlari dan Anda melihat kekhawatiran dari Eropa sehingga kami kembali ke masalah lama seperti imbal hasil di Italia dan Spanyol, khususnya jatuhnya pasar Eropa,” kata Bill Stone, kepala strategi investasi dari PNC Asset Management Group.
Dari kawasan Eropa, Perdana Menteri Mariano Rajaoy terperosok dalam skandal korupsi di tengan seruan pengunduran dirinya dari Partai Sosialis oposisi, yang membuat imbal hasil Spanyol untuk tenor 10 tahun kembali melonjak lebih dari 5 persen.
Sedangkan reformasi yang diimplementasikan di Italia dipandang cukup berisiko seiring meningkatkan popularitas Silvio Berlusconi.
Saham Wal-MartStores Inc (WMT) turun 1,22 persen, setelah JP Morgan Chase menurunkan penilaian perusahaan pengecer tersebut menjadi netral dari posisi sebelumnya: overweight. Cevron Corp (CVX) merosot 1,12 persen setelah UBS AG menurunkan peringkat perusahaan minyak tersebut menjadi netral dari posisi sebelumnya: beli.
Merk & C0 (MRK) jatuh 2,34 persen setelah Morgan Stanley memangkas penilaian perusahaan farmasi ini. Saham Oracle turun 2,97 persen setelah perusahaan pembuat peranti lunak ini akan membeli Acme Packet Inc (APKT) 23,65 persen senilai US$ 1,7 miliar. Sedangkan saham APKT justru melonjak 24 persen.
MARKETWATCH | VIVA