TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Sugandi, sepakat dengan pernyataan sejumlah lembaga pemeringkat internasional soal daya tahan sistem perbankan Indonesia yang dinilai baik. Sistem perbankan Indonesia, menurut Eric, jauh lebih kuat dibandingkan dengan era sebelum krisis ekonomi 1997-1998. Namun, bank kecil belum tentu memiliki daya tahan layaknya bank besar.
"Kalau ada krisis, mereka akan kesulitan likuiditas, pemegang dana akan terus di bank-bank besar, bank BUMN, dan bank yang reputasinya baik. Bukan berarti bank kecil jelek, tapi ini tentang kepercayaan," ucap Eric kepada Tempo, Senin malam.
Tiga lembaga pemeringkat internasional -Fitch, Moody's dan Standard and Poor's melansir opini yang sama tentang kekuatan sistem perbankan domestik. Fitch bahkan memproyeksikan tak akan ada pemangkasan peringkat utang sebagian besar bank-bank lokal tahun ini.
Eric menjelaskan, sebenarnya arah pengembangan bisnis perbankan sudah jelas. Sesuai Arsitektur Perbankan Indonesia, Bank Indonesia mendorong struktur perbankan yang lebih langsing. Saat ini tercatat ada 120 bank umum. Bank Indonesia pun sudah memiliki paket regulasi untuk mendorong aksi akuisisi atau merger bank. "BI arahnya ke sana, tapi tidak dengan cara memaksa," ujarnya.
Meski ada potensi kekeringan likuiditas di bank-bank kecil kala krisis, Eric meyakinkan ekonomi global sudah melewati masa krisis. "Sekarang sudah recovery, tapi lambat," katanya.
MARTHA THERTINA