TEMPO.CO, Kairo - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ternyata memendam keinginan untuk mengunjungi Gaza. Dia juga bermimpi untuk bersembahyang di Masjid Al Aqsa. Keinginannya tersebut diutarakan saat ditanya media massa Libanon, Al Mayadeen, Selasa.
Ahmadinejad berada di Kairo untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Negara-negara Islam (OKI). Dia merupakan Presiden Iran pertama yang menjejakkan kaki di bumi Mesir sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979.
Menjawab pertanyaan Al Mayadeen, soal apakah dia akan mengunjungi Gaza selama berada di Kairo, atau sebelum masa kepresidenannya berakhir Juni mendatang, Ahmadinejad mengatakan, “Keinginan saya lebih besar dari ini. Saya ingin bersembahyang di Yerusalem setelah pembebasan tuntas.”
“Jika mereka memperbolehkan, saya akan pergi ke Gaza mengunjungi warganya,” katanya, tanpa mengatakan siapa yang bakal memberikan izin. Iran tidak mengakui keberadaan Israel. Ahmadinejad bahkan pernah menyatakan bahwa Israel tidak seharusnya berada dalam peta.
“Tanah Gaza suci karena merupakan jalan menuju Al-Quds (Yerusalem). Saya berharap hari pembebasan Al Quds akan segera tiba dan saya bisa mengunjungi kota suci serta bersembahyang di Al-Aqsa,” katanya.
Presiden Mesir, Mohamed Morsi, menyambut hangat Ahmadinejad saat turun dari pesawat, kemarin. Selama lawatan tiga hari tersebut, dia akan bertemu dengan politikus dan pejabat Mesir. “Saya akan membuka jalan bagi pengembangan kerja sama Iran dan Mesir,” kata Ahmadinejad menjelang keberangkatan seperti dikutip kantor berita Teheran, IRNA.
Al Jazeera melaporkan hubungan kedua negara belum mulus. Paling tidak dari perkataan Menteri Luar Negeri Mesir Mohamed Kamel Amr yang menyatakan krisis Suriah menjadi titik rawan hubungan dengan Iran.
"Perubahan apa pun dalam hubungan kedua negara tergantung pada perkembangan di Suriah,” kata Amr. Mesir berhati-hati dalam menyikapi usaha Iran memulihkan hubungan sejak Morsi berkuasa tahun 2012. Kedua pihak saling berseberangan dalam isu konflik di Suriah.
Iran mendukung rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad, sementara Mesir mendesak agar Assad mundur. Sikap Mesir ini sama dengan Arab Saudi, Turki, dan Qatar.
Teheran memutuskan hubungan dengan Kairo pada 1980 sebagai protes kesepakatan damai antara Mesir dan Israel oleh Presiden Anwar Sadat.
ISRAEL HAYOM | AL-JAZEERA | NATALIA SANTI