TEMPO.CO, Paris - Presiden Prancis, Francois Hollande, berjanji akan segera menarik pasukannya dari Mali. Hollande tak menyebut kapan penarikan itu dilakukan. Pernyataan ini disampaikan usai melakukan kunjungan ke Mali, Sabtu, 2 Februari 2013.
Menurut Hollande, pasukan Prancis tidak akan meninggalkan negeri itu sampai pemberontak yang berafiliasi dengan al-Qaeda menghilang.
Baca Juga:
"Kami ingin (melakukannya) secepat mungkin. Selanjutnya pengamanan bisa dilakukan oleh pasukan keamanan Afrika (AFISMA) terhadap kota-kota yang telah kami kuasai," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves le Drian.
Prancis mengatakan, negaranya ingin menempatkan 3.500 pasukan daratnya dari sekitar 8.000 pasukan Afrika di Mali. Prancis juga berjanji akan mendukung PBB dan pasukan AFISMA.
Dukungan internasional untuk Mali berdatangan dari Uni Afrika, PBB, Uni Eropa, dan negara-negara Afrika Barat. Mereka bertemu di Brussel, Selasa, 5 Januari 2013, guna membicarakan bantuan, memperlengkapi dan memberikan pelatihan militer yang dilakukan oleh 8.000 pasukan Afrika usai mengambil-alih keamanan dari Prancis.
Di Paris, usai mengadakan pertemuan dengan Hollande, Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan dukungannya atas sikap Prancis. Bidden mengatakan PBB harus membuat misi Afrika secara formal sebagai bagian dari operasi pasukan perdamaian PBB.
Untuk membangun kembali Mali, Uni Eropa menyediakan bantuan sebesar 250 juta euro (US$ 342 juta) atau setara dengan Rp 330 milyar. "Ketika sebuah negara jatuh, kita harus memberikan dukungan bersama-sama. Kami ingin mencobanya," kata pejabat senior Uni Eropa yang tak bersedia disebutkan namanya.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Foto Luthfi-Ahmad Fathanah Sedang Rapat Beredar
Dicekal Bersama Luthfi Hasan, Elda Devianne Lenyap
KPK Dituding Konspirasi, Mahfud MD Pasang Badan
Ibas Jadi Ketua Umum? Ketua Fraksi Demokrat Diam
Harga Land Cruiser Luthfi Hasan Hampir Rp 1 Miliar