TEMPO.CO, Surabaya - Produksi minyak Blok West Madura Offshore (WMO) yang baru diterjang ombak setinggi 3-7 meter dan kecepatan angin 60 knot pada pertengahan bulan Januari lalu, belum sepenuhnya pulih.
Masih ada tiga sumur produksi yang kini belum bisa dioperasikan secara penuh karena kehilangan tekanan gas. Ini membuat Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) sebagai operator kehilangan produksi sekitar 3.000 barel per hari.
Sambil terus berupaya memulihkan produksi tiga sumur itu, Direktur Operasi PT Pertamina Hulu Energi Eddy Purnomo memerintah PHE WMO mengebor empat sumur produksi pada bulan Februari ini. “Pengeboran empat sumur produksi baru harus dilakukan bulan ini juga. Produksi harus bisa segera ditingkatkan secara signifikan, termasuk dari pemulihan tiga sumur yang masih belum normal,” kata Eddy Purnomo, Rabu (6/2/2013).
Pernyataan itu dikemukakan Eddy saat melakukan kunjungan kerja di Blok WMO yang terletak di 60 mil lepas pantai Bangkalan, Madura. Dalam kunjungan kerja ini ikut hadir Presiden Direktur Pertamina EP yang meninjau kondisi lapangan Poleng, termasuk Poleng Procces Platform sebagai aset Pertamina EP yang dikelola PHE WMO.
Eddy Purnomo menegaskan, setelah tahun 2012 terkendala proses tender pengadaan rig dan anjungan baru, pada tahun 2013 ini tidak ada alasan lagi bagi PHE WMO untuk tidak bisa meningkatkan produksi sesuai target.
“Setelah empat rig sudah ada di lokasi pengeboran, PHE WMO harus bisa mencapai target produksi minyak yang dibebankan oleh pemerintah yaitu minyak sebesar +20.400 BOPD dan gas sebesar +140 MMscfd. Tidak ada alasan lagi untuk gagal memenuhi target,” kata Eddy.
Eddy menambahkan, tipikal reservoir Blok WMO dengan laju penurunan alami 5% perbulan, mengharuskan PHE WMO melakukan pemboran sumur-sumur baru secara cepat. Untuk mencapai target itu, kata Eddy, PHE WMO dijadwalkan mengebor 30 sumur baru (9 sumur eksplorasi dan 21 sumur pengembangan, Red).
“Problem cekikan lumpur pada sumur produksi harus bisa segera diatasi. Manajemen telah memenuhi segala kewajiban untuk menyiapkan dana dan fasilitas penunjang di Blok WMO, kini tugas teman-teman di PHE WMO untuk unjuk kinerja. Atasi semua hambatan, tingkatkan produksi,” tegasnya.
Pada bagian lain, Direksi PHE menyamaikan penghargaan pada seluruh karyawan PHE WMO yang telah bekerja keras untuk mengatasi situasi darurat akibat serangan cuaca yang sangat buruk ada pertengahan Januari lalu.
"Dengan kerja keras, teman-teman berhasil menghindari terjadinya kecelakaan kerja meski situasinya benar-benar sangat buruk. Lebih dari itu, kondisi Blok WMO bisa segera dipulihkan. Kerja keras itu sangat kami apresiasi," kata eddy.
GM PHE WMO Imron Asjhari menjelaskan, badai yang menyerang Blok WMO sempat memutus sistem elektrik dari kapal penyuplai energi bagi beberapa sumur eksploitasi di Blok WMO. Sementara kapal pendukung kegiatan pengeboran dan pemasangan pipa di bawah laut juga sempat larat karena jangkarnya tidak kuat menahan gempuran ombak.
Akibatnya, produksi harian Blok WMO untuk beberapa hari sempat turun menjadi 6.000 barel per hari. Kini produksi di Blok WMO mulai merangkak ke arah 8.200 barel per hari. Sementara produsi gas mulai meningkat dari 106 milion metric standart cubic feet per day (MMscfd) ke 120 MMscfd. “Kami optimistis produksi bisa segera ditingkatkan,” tegas Imron.
Imron menambahkan, tahun 2013, PHE WMO akan memasang 2 platform baru yaitu di lapangan PHE-39 dan PHE-54 serta akan mempercepat proses persetujuan POD baru PHE KE-7/12/24 dan POD PHE-48 yang bila dimungkinkan keduanya akan digabungkan kedalam 1 POD.
PHE WMO, katanya, juga merencanakan untuk melakukan akuisisi seismik 3D seluas lebih kurang 450 km2 di lapangan PHE KE-11 yang terletak di sebelah Timur dari lapangan Wunut dan sebelah Selatan lapangan Jeruk (Santos) yang merupakan bagian dari komitmen dan upaya PHE WMO untuk tetap mempertahankan rasio keberhasilan eksplorasi 100%.
AGUSSUP
Baca juga:
Maharani Buka-bukaan Soal Kasus Sapi
Le Meridien Pastikan Maharani Ditangkap di Kamar
Terima Rp 10 Juta, Maharani: Saya Enggak Munafik
Luthi Hasan Akhirnya Mengaku Kenal Ahmad Fathanah