Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kementerian Energi Tetapkan Alokasi Gas 2013-2025

Editor

Abdul Malik

image-gnews
Petugas melakukan pengecekan putaran rotor pada mesin uap di PLTU Suralaya di Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Petugas melakukan pengecekan putaran rotor pada mesin uap di PLTU Suralaya di Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan alokasi gas untuk kebutuhan unit penyimpanan dan regasifikasi terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) di dalam negeri mulai 2013 sampai 2025. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan telah melakukan negosiasi dengan para investor untuk meningkatkan pasokan gas di dalam negeri.

"Alokasi gas domestik ini alot karena jawaban investor biasanya kontrak sudah begini. Tapi saya bilang kontrak masih bisa diubah, yang tidak boleh diubah hanya kitab suci," kata Menteri Wacik dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Rabu, 6 Februari 2013.

Beberapa sumber alokasi gas ini adalah LNG Tangguh, Papua, Blok Muara Bakau yang dioperasikan ENI, dan Indonesia Deepwater Development yang dioperasikan Chevron. Pasokan dari LNG Tangguh mulai diberikan sejak 2012 yaitu pengalihan alokasi ekspor ke Sempra, Amerika Serikat sebanyak 20 kargo. "Ini yang semula 100 persen diekspor, pada 2012 untuk pertama kalinya diberikan untuk domestik," kata Wacik.

Sementara itu Train 3 LNG Tangguh yang akan mulai berproduksi pada 2018 sebanyak 40 persen akan dialokasikan untuk dalam negeri. Sementara produksi gas dari Lapangan Jangkrik dan North East Jangkrik di Blok Muara Bakau akan memasok kebutuhan dalam negeri mulai 2016.

"Dari ENI Jangkrik untuk dalam negeri 14 kargo pada 2016, untuk 2017 sampai 2022 sebanyak 18 kargo, kemudian turun pada 2023 menjadi 7 kargo dan pada 2024 sampai 2025 turun lagi menjadi 4 kargo," kata Jero.

Sementara dari proyek IDD di Selat Makassar akan memasok 50 kargo LNG pada 2017 hingga 2019. Namun pasokan akan turun menjadi 30 kargo pada 2020 sampai 2021, kemudian turun lagi menjadi 16 kargo pada 2022 dan turun lagi menjadi 10 kargo pada 2023.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Edy Hermantoro menjelaskan pasokan gas ini akan dialokasikan untuk FSRU Jawa Barat, FSRU Jawa Tengah, FSRU Lampung, FSRU Banten dan terminal penerima LNG dan regasifikasi Arun, Aceh. Edy mengatkan FSRU Jawa Barat akan mendapat 27 kargo mulai 2013.

"Nusantara Regas (pemilik FSRU Jawa Barat) mendapat 27 kargo pada 2013 sampai 2027. Sekarang ini dari Bontang, selanjutnya dari Tangguh," kata Edy ketika ditemui di tempat yang sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu FSRU Jawa Tengah, FSRU Banten dan terminal penerima LNG dan regasifikasi Arun mulai mendapat alokasi gas di 2015. Edy menjelaskan untuk Arun pada tahap awal akan mendapat pasokan 8 kargo, kemudian pada 2016 meningkat menjadi 16 kargo hingga 2025.

FSRU Jawa Tengah pada 2015 mendapat alokasi 6 kargo, pada 2016 hingga 2018 meningkat menjadi 16 kargo. Pada 2019 hingga 2022 akan mendapat 33 kargo, kemudian turun menjadi 16 kargo pada 2023 dan turun lagi menjadi 8 kargo pada 2024 dan 2025.

FSRU Jawa Tengah mulai 2015 pertama kali mendapatkan 6 kargo, kemudian tiga tahun berikutanya 16 kargo (2016-2018). Pada 2019 mendapatkan 22 kargo sampai 4 tahun, 2023 sebanyak 16 kargo, 2024-2025 sebanyak 8 kargo. FSRU Banten mulai mendapat gas sebanyak 6 kargo pada 2015, kemudian bertambah menjadi 16 kargo pada 2016 sampai 2022, dan pada 2023 mendapat 8 kargo.

Jero Wacik mengatakan pada 2012 sebanyak 42 persen gas yang masuk ke dalam negeri dipergunakan oleh industri. Sementara itu PLN mendapat alokasi 21 persen, disusul Perusahaan Gas Negara untuk kebutuhan industri dan rumah tangga 20 persen dan penggunaan untuk produksi migas sebanyak 14 persen.

"Untuk tahun ini kurang lebih sama, karena perubahan porsi ini tidak bisa cepat. Saya sebenaranya mau mendorong peningkatan penggunaan untuk PLN karena ini bisa mengurangi penggunaan BBM sehingga ujungnya mengurangi subsidi listrik," kata Jero.

BERNADETTE CHRISTINA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

11 Oktober 2019

VP Supply Export Operation PT. Pertamina (Persero), Agus Witjaksono (kedua kiri) bersama Staf Ahli Kementerian  ESDM Sampe L. Purba (keempat kanan) Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Parulian Sihotang (kiri) dan Senior VP PGPA PT. CPI Wahyu Budiarto (ketiga kanan)  menyaksikan proses lifting perdana minyak mentah (crude oil) di Terminal Oil Wharf No.1 Pelabuhan PT. CPI di Dumai, Riau, Selasa 15 Januari 2019. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

SKK Migas menargetkan produksi migas 1 juta barel per hari pada 2030.


Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

10 Januari 2018

22_ekbis_minyakdunia
Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

Produsen minyak dan gas bumi kelas dunia menyambut perbaikan harga Minyak Dunia dengan menggenjot investasi.


ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

9 Januari 2018

Pertamina EP Tambah Produksi Minyak
ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan produksi minyak bumi pada tahun ini sulit bertambah.


Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

29 Agustus 2017

Lapangan lepas pantai Bekapai di Blok Mahakam daerah operasi Total E&P Indonesie. TEMPO/SG WIBISONO
Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyatakan Pertamina harus siap menjalankan operasi, baik dengan Total maupun tanpa Total.


Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

28 Agustus 2017

Stasiun produksi PT Pertamina EP Field Subang, Jawa Barat. TEMPO/Amston Probel
Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

Target produksi Pertamina EP belum terpenuhi karena pemboran
akhir tahun lalu tidak signifikan.


Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

31 Juli 2017

TEMPO/Dinul Mubarok
Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

Pengeboran di aera Sembakung dan Tarakan akan dilakukan pada September 2017. Produksi migas Blok Tarakan ditargetkan 2.700 barrel of oil per day.


Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

30 Juli 2017

Blok Masela. http://maritim.go.id/
Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

Menurut pemerintah, saat ini ada beberapa calon pembeli gas produksi Blok Masela. Selain gas, pembeli diharapkan dapat memproduksi pupuk.


Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

30 Juli 2017

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar (ketiga kanan) didampingi didampingi Wakil Ketua KPK Laode Muhamad Syarif  menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di gedung KPK, Jakarta, 8 Agustus 2016. Kedatangan Archandra Tahar menemui Pimpinan KPK dalam rangka melakukan kerja sama dengan KPK dalam hal transparansi pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

Penawaran itu dilakukan menyusul mundurnya salah satu kontraktor Blok East
Natuna, Exxon, dari konsorsium pengelola ladang migas.


Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

30 Juli 2017

Menteri ESDM Archandra Tahar. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

Kontrak pengelolaan PT Chevron atas Blok Rokan berakhir pada 2021. Namun hingga kini, Cevron belum memberikan kepastian untuk meneruskannya.


Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

20 Juli 2017

Pengeboran minyak dan gas di lepas pantai perairan Madura. TEMPO/Fully Syafi
Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

PT Pertamina Hulu Energi tidak melanjutkan kerja sama
pengelolaan Blok Tuban di Jawa Timur.