TEMPO.CO, Bandung - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf-Lex Laksamana, tak menggunakan hari kedua kampanye mereka, Jumat, 8 Februari 2013, untuk menyambangi masyarakat di daerah seperti pasangan kandidat lain. Pasangan nomor urut 3 itu memilih pergi ke Jakarta sejak Kamis malam untuk mempersiapkan diri menghadapi acara debat kandidat di Metro TV malam nanti.
Menurut anggota tim sukses Dede-Lex, Dadan Hendaya, Jumat siang ini, pasangan calon tersebut sedang tekun berlatih tanya-jawab di sebuah hotel di daerah Kemanggisan, Jakarta Selatan. Untuk acara debat di televisi, latihan itu bisa memakan waktu 3-4 jam. “Lebih dari 100 pertanyaan, soal ekonomi pembangunan, kesejahteraan sosial, dan politik,” katanya kepada Tempo.
Dadan menjelaskan, hal tersulit dalam latihan itu adalah menjawab pertanyaan secara singkat dan berisi dalam hitungan 60 atau 90 detik sesuai aturan debat di televisi. “Kalau penguasaan materi keduanya sudah banyak, tinggal menuangkan yang banyak itu di kepala menjadi jawaban ringkas,” katanya.
Bagi Dede-Lex, kata dia, tampil di acara debat televisi sangat penting. “Pak Dede Yusuf sangat concern pada penampilan panggung. Sebagai aktor, ia ingin tampil sempurna,” kata Dadan.
Tim sukses sempat khawatir dengan kesiapan Lex karena lama menjabat sebagai birokrat dan jarang tampil di acara televisi. Karena itu, cara berkomunikasi dan penguasaan panggung Lex diasah agar bisa seimbang dengan Dede.
Selain materi, latihan mencakup cara berbicara, gerak tubuh, dan yang utama, keduanya tidak boleh demam panggung. Dede-Lex disiapkan supaya tidak menjawab dengan kalimat terbata-bata, kaget, atau terlihat bingung.
“Di panggung itu susah, kadang orang suka blank. Pengaruh penampilan di televisi itu sangat signifikan karena penontonnya yang tak terlihat ada jutaan orang,” kata Dadan.
Seharusnya pada kampanye hari kedua ini, Dede-Lex dijadwalkan Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat untuk berkampanye di zona Jabar Timur, yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Cirebon, Kuningan, dan Majalengka. Kegiatan di daerah itu akhirnya hanya diisi kader dan sukarelawan dengan melakukan pawai simpatik.
ANWAR SISWADI