TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah pusat telah menyediakan anggaran Rp 600 miliar untuk pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Ciliwung tahun ini. "Semuanya berasal dari anggaran belanja (APBN) tahun ini," ujar Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz di rumahnya, Sabtu, 9 Februari 2013.
Pembangunan sarana merupakan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menata penduduk di sekitar bantaran Sungai Ciliwung. Selama ini kawasan permukiman penduduk yang berdiri sepanjang Ciliwung kerap terendam banjir saat debit sungai meningkat. "Kita akan membangun empat rumah susun, khususnya rusun di bantaran Kali Ciliwung di tiga titik," kata Faridz.
Berdasarkan catatan lembaganya, total penduduk yang mendiami bantaran Sungai Ciliwung mencapai 43 ribu jiwa. Namun, dari jumlah itu, hanya 14 ribu jiwa yang letaknya tepat berada di samping sungai. "Nah, yang 14 ribu ini yang akan kita konsentrasikan bangunkan rumah sewa (rusunawa)," ujar Faridz.
Rencananya, empat tower itu bakal dibangun di tiga titik dengan menggunakan tanah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan ketinggian mencapai 29 lantai. Ketiga titik itu terletak di sekitar Pasar Minggu, Pasar Guntur, dan lahan dinas teknis sekitar Jatinegara. "Itu tanah Pemda yang akan segera disertifikatkan untuk pembangunan rusun itu," ujar politikus Partai Persatuan Pembangunan ini.
Meskipun anggaran sudah disiapkan, Faridz mengaku belum mengetahui kapan rencana pembangunan dimulai. "Pokoknya begitu presiden mengelurkan kepres, segera (dibangun), kita masih menunggu," kata dia.
Ia bakal segera melakukan koordinasi dengan Gubernur Jokowi untuk penetapan berapa besaran sewa yang akan dibebankan kepada warga. "Soal itu nanti kita dirundingkan dengan Pak Jokowi," ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN